Selasa, 29 Maret 2011

Menanti Cinta….”Tuhan Beri aku CINTA”


 

 Bismillah…,
ATAS NAMA TA”ARUF akhi….

Sungguhpun ta’aruf bukanlah sebuah permainan….bukan sekedar coba-coba…bukan sekedar perkiraan…
“hmm..siapa tau cocok…”
“hmm…siapa tau jodoh…”
“siapa tau…”siapa tau…’

atau bahkan…
“Hmm….lumayanlah…buat
hepi-hepian…???????”

Astaghfirullah….
Sungguh…Taaruf itu bukanlah sebuah keisengan seperti itu….!!!!
Bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG
DIHALALKAN OLEH ALLAH…OLEH ISLAM..adalah sebuah permainan iseng…permainan coba-coba…sebuah kesenangan terselubung…??????
Bagaimana mungkin suatu upaya untuk menghindari PACARAN…justru tanpa disadari masuk dalam PACARAN tersebut…

Bagaimana mungkin sebuah upaya untuk membuahkan suatu yang suci…suatu ikatan yang mahal harganya…sebuah perjanjian agung yakni PERNIKAHAN adalah sebuah lelucon yang bisa dilakukan dengan siapa
saja…siapa saja yang mau…siapa saja yang ada…atau sebuah iseng-iseng berhadiah…???????????????

Dengan perkataan…
“coba ah…sama dia…siapa tau…hehehe..???????????”

TAARUF BUKAN HAL-HAL REMEH TEMEH SEPERTI ITU….!!!!!!!
TAARUF ITU SUNGGUH SUCI…!!!

Sungguh bukan hak saya untuk berkata demikian sebenarnya…
Saya bukan siapa-siapa…bahkan saya adalah orang yang sangat sangat awam dengan masalah ini….
Tapi…sungguh miris hati saya ketika melihat realita…taaruf seakan jadi sebuah solusi atau jalan lain karena tidak boleh pacaran…!!!

Akibatnya…???
Taaruf tiada bedanya dengan pacaran…???
Lalu…???
Taaruf adalah pacaran hanya dibungkus dengan “selimut Islami…”????????

Jika pacaran yang dibicarakan adalah…
(hmm..mungkin ..^^)
“sayang…ketemuan yuk…”
Taaruf…
“ukhty…sholat tahajud
dulu…??????????”

Jika pacaran mengungkapkan perasaan dengan,
“sayang…aku cinta kamu…”
Taaruf …??
“ukhty…sungguh hati ini
mencintaimu karena
Allah…????”

Sms-sms penuh
perhatian…tiap hari…tiap
jam…
Telepon-telepon mengobrol
kehidupan sehari-hari…
Chatting..???
YANG
DIBICARAKAN…???????
hmm..tidak jauh beda…!!!

Kiranya semuanya telah tau…
Bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi seorang laki-laki…
Namun…aq wanita…
Tapi aq juga tau dan merasakan…bahwa perhatian laki-laki…kasih sayangnya…sikap melindunginya…kesetiaannya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi seorang wanita…

Mungkin aq awalnya akan berkata…
“iih…iseng bgt sih…”
“nyebelin…”
“ganjen…”
“TP TP…”
“ngapain sih ngajak-ngajak
taarufan nggak jelas..”
TAPI….kita semua juga tau….
Cinta itu tumbuh karena terbiasa…
terbiasa dekat…
terbiasa ada…
terbiasa bersama…
terbiasa berantem..hhe..^^
terbiasa saling menyapa…
terbiasa diberi perhatian…
terbiasa saling
mengobrol…hmm…

Cinta itu teramat bening…
saat ini tiada apapun…namun
perlahan…tanpa kita sadari…dia sudah menjalar ke seluruh bagian jiwa kita,,,menguasai kita…

Awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya…
Terganggu oleh sms-sms isengnya….
Terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya….
Namun…tanpa kita sadari…
saat ia tiada…
saat sms tak kunjung tiba…
saat telepon tak berdering lama….????
akan ada perasaan kehilangan….

setiap saat melihat ke HP…menunggu deringnya…
setiap saat melongok ke komputer…menunggu onlinenya…..

Dan itukah…??? itukah akhi….??? yang dinamakan dengan…”MENCINTAI KARENA ALLAH…???”
itukah…????
itukah….?????????
ya akhi…para ikhwan….

Sungguh hati wanita ini lemah….
Hati wanita itu mudah terjangkiti virus….dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta…
Bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu…menginginkan adanya kebersamaan…
merindukan adanya kasih yang tanpa akhir…
sementara….KITA BELUM HALAL….!!!!!!
DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL….!!!!!!

sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu…???
sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu…???
sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai merindukanmu…???
mulai berharap padamu…???

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.
Karena janji Allah itu pasti.
Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.

Ya akhi….ikhwan…calon pemimpin kami di masa depan….
Jika engkau benar-benar serius…mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik internetmu…???
Bersembunyi dibalik HPmu…???
Bersembunyi dalam kata-katamu…????????
kita sudah lelah dengan semua itu…
sungguhpun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE…

yang hanya berani di dunia maya…
yang hanya berani di dunia sms…
dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok….
Jika engkau memang sungguh serius…
DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI…!!!
JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG…!! DIHADAPAN KAMI…!!!! JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG….!!!!

kami wanita ingin pemimpin yang berani….
kami wanita yang ingin menjaga diri…
kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu…janji
gombal….
kami wanita yang ingin laki-laki yang halal…..

DENGARLAH AKHI…KAMI
WANITA YANG
BERBEDA…!!!!!! PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN….
DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA…!!!

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup.
Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, 

memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu.
Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu.
Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak.
Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atas syahid itu.
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.

Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.
Cukuplah kau mencintai
Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan
mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya.
Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa.
Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga ….

ATAS NAMA TA’ARUF…???
MUNGKIN SALAH SEORANG LAKI-LAKI AKAN
BERTANYA…”

mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan ta’aruf..”
maka…
wanita akan menjawab..

suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami…
akan kami layani kebutuhannya….
akan kami tunggu kehadirannya…
akan kami berikan jiwa kami…raga kami….
bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami…meski hanya dalam rangka ta’aruf…??
suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami…penjaga kami…pelindung kami…
bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan…meski
hanya sebatas tukaran biodata..??
mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga…
ketaatan pada suami adalah lambang kesholihahan kami….
bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanyasebatas kata…”baik saya setuju…ta’arufan…”

ya akhi….saudaraku…para ikhwan….
JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TA’ARUF PADA KAMI…!!!!!
KETAHUILAH…KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA…!!!!!

————-
sumberdaritemen
Jadikanlah Sabar dan Shalat
Sebagai Penolongmu. Dan
Sesungguhnya Yang
Demikian
itu Sungguh Berat, Kecuali
Bagi Orang-Orang yang
Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

………………….
Afwan Jiddan
note ini saya tulis copas dari seseorang, dari FB teman saya
hanya sebuah wacana, inspirasi, dan introspeksi..
Afwan..


Posted on by candrakediri

Untaian Doa dalam Sujud Panjangku (2)

Published by robiah at 1:40 pm under Cerpen n cerBung

Kali ini Rasya dilarikan ke puskesmas untuk pemeriksaan medis. Demam, umum terjadi pada bayi. Namun ada yang demam biasa dan demam panas yang cukup tinggi. Penjelasan dari bidan di puskesmas. Untuk yang dialami Rasya demam panas yang cukup tinggi sehingga menimbulkan gejala epilepsi. Demi pencegahan lebih buruk pada Rasya, dokter menyarankan untuk segera ke dokter spesialis anak di kota. Selain mereka dapat menangani secara tepat, peralatannya pun lebih lengkap. Namun memang tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan.
Sehari, dua hari, seminggu, sebulan, waktu terasa sangat lamban bagi kami. Umi, abah, dan aku hanya bisa berdoa atas usaha kami semoga Ia memberikan jalan kesembuhan untuk Rasya.
Almarhumah putri umi yang kedua dulu pun mengalami hal yang sama dan saat itu keadaanya tidak lebih baik dari Rasya. Dengan kondisi ekonomi kami yang sangat minim tidak memungkinkan untuk menjalani pengobatan medis. Usaha semampu kami seadanya tanpa ada sentuhan medis sekalipun.
Betapa aku pun merasakan trauma yang umi alami. Kami dan terlebih umi tidak ingin terjadi kedua kalinya hal serupa terjadi pada putranya sekarang. Segala macam pengobatan umi jalankan. Bahkan semua harta benda rela hilang dari genggaman demi Rasya. Saran dari para tetangga pun umi lakukan.
Sampai,…
Na’udzubillahi min dzalik, semoga Engkau mengampuni kami,.. hampir musyrik terjadi pada kami.
Bi Inah, tetangga kanan menyarankan untuk meminum rebusan air cacing tertentu, umi laksanakan. Bi Sari, tetangga kiri pun menyarankan untuk merebus tanah ladang yang terletak di kalimati juga umi laksanakan. Kabarnya ada kejadian serupa dan dengan rebusan itu si penderita sembuh. Segala saran dari semua yang datang umi laksanakan. Umi tidak ingin penasaran mengapa hal ini dan hal itu tidak dicoba, demi kesembuhan Rasya.
Hingga suatu hari ada yang mengabarkan penyakit itu bukan penyakit biasa melainkan guna-guna oleh seseorang yang iri dengan keluarga kami. Jalannya harus memanggil dukun untuk merukyah rumah kami. Setiap hari jumat si dukun akan datang ke rumah kami, dan kami dimintanya untuk menyediakan ini dan itu. Sampai kesekiankalinya si dukun ke rumah kami namun tak ada perubahan yang berarti pada Rasya. Kami putuskan untuk tidak memanggil dukun tersebut lagi. Kami pasrah atas semua yang Ia berikan. Segala usaha telah kami lakukan. Jika pun memang ada yang iri dengan keadaan kami, semoga ia diingatkan oleh-Nya dan kami pun diberi-Nya ketabahan, kesabaran dan kemudahan-Nya.
Ucap syukur takkan pernah terlewat dari bibir kami. Kali ini Rasya berangsur sembuh dengan pengobatan dari dokter spesialis anak dari kota dan tentu kuasa kasih dari-Nya. Namun obat tersebut harus Rasya telan dua kali sehari tanpa terkecuali alasan apa pun. Sedangkan harga obat satu botol hampir mencapai lima ratus ribu rupiah dan habis dalam waktu satu minggu. Tetapi itu tidak membuat kami putus asa, dengan apa pun yang kami miliki, yang terpenting adalah Rasya. Kesembuhan Rasya.
Usianya hampir mendekati enam bulan. Bayi normal seusianya pasti sudah bisa merangkak. Lain dengan Rasya, ia mengalami keterlambatan pertumbuhan. Badan gempalnya dulu tinggal kenangan di album yang kulihat. Kini ia terlihat letih dan kurus.
Sore itu, umi merasa Rasya sudah sembuh. Umi mengajak Rasya berjalan-jalan keluar rumah. Pertama kalinya sejak Rasya mengalami kejadian yang menegangkan. Kala itu umi membawanya ke tempat bibi. Betapa bahagia semua keluarga melihat keadaan Rasya yang berangsur membaik. Digendongnya Rasya oleh bibi. Namun tak dinyana, saat itu tiba-tiba bibi bersin dan itu mengagetkan Rasya. Kejadian dua bulan yang lalu terulang. Umi sangat menyesali yang dilakukannya membawa Rasya keluar rumah. Jika tidak, mungkin tidak akan terjadi lagi. Tapi tetaplah semua sudah menjadi garis-Nya.

Bintang Temani Aku


Disaat tak ada siapa pun disini
Aku menatap ke langit
Berkata..
Adakah yang akan menemaniku?

Sebuah bintang bersinar terang
Cahayanya berbeda dengan bintang yang lain
Seakan bintang itu berkata padaku
"masih ada aku"

Walau bintang itu jauh
dan sulit rasanya bagi ku untuk menggapainya
tapi bintang itu selalu setia menemani ku
dikala ku sedih dan memandangi langit

Bintang temani diriku
Jangan pernah kau pergi
seperti mereka meninggalkan aku
Bintang tetaplah bersinar menemani malamku

 

Gaji Papa Berapa ? (sebuah renungan)


Seperti biasa Roy, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Surabaya, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama. “Kok, belum tidur ?” sapa RoY sambil mencium anaknya.
Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga,
Sarah menjawab, “Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?”
“Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja” ucap Sarah singkat.
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?”
Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.
Ketika Roy beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. “Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp.40.000,- dong” katanya.
“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur” perintah Roy.
Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, “Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?”
“Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah”.
“Tapi Papa?”
Kesabaran Roy pun habis. “Papa bilang tidur !” hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Roy nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Roi berkata, “Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besokkan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih” jawab Roy
“Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini”.
“lya, iya, tapi buat apa ?” tanya Roy lembut.
“Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa” kata Sarah polos.
Roy pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk “membeli” kebahagiaan anaknya.
So, jangan habiskan waktumu untuk harta yang tidak seberapa itu :-), makanya jangan terus jadi karyawan mulailah belajar menjadi “pengangguran”

 

 

Aku adalah kepompong yang akan terlahir dengan sayap indah


"Tak ada manusia yang terlahir sempurna.."
kata-kata itu yang sekarang terlintas di otak ku dan kata hati ku. Aku memang tak sempurna, masih harus banyak belajar untuk mengerti tentang dunia dan kehidupan ini. Renungan semalam membuat ku sadar tentang ini semua. Ketika emosi memuncak aku belajar, bukan menangis atau marah yang harus ku lakukan ketika emosi itu memuncak. Tetapi aku harus terbuka pada diri aku dan berani mengakui diri ku seperti apa, aku harus bisa membuat bagaimana diriku mengubah karakter ku.

Seseorang telah membuat aku sadar, menangis dan marah bukan pilihan yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Umur bukanlah sesuatu yang menentukan kedewasaan seseorang, tetapi dirinya sendirilah yang dapat menentukannya.
Aku adalah sebuah kepompong yang akan menjadi kupu-kupu dan aku sendirilah yang akan menentukan sayapku akan seindah apa. Akulah yang akan menentukan aku akan terbang kemana kelak. Aku telah mengambil pilihan ku dan aku harus bertanggung jawab dengan itu. Aku harus bisa, aku ingin semua memandang aku tak sebelah mata lagi.

Beberapa akhir ini pikiranku kacau, semua ada masalah dan semua mebuatku pusing. Aku bingung harus menyelesaikan masalah yang mana dulu dan seperti apa cara mnyelesaikannya. Aku  binggung harus mengadu kepada siapa, semua tertahan dihati dan tak dapat ku curahkan. Aku seperti robot yang dikendalikan oleh mesin dan tidak dapat memilih keinginanku.Kini semuanya mesinnya rusak dan aku harus membenarkan mesin itu menjadi lebih baik.

Memang aku mengambil cara yang salah tapi dari kesalah itu kini aku tau cara menyelesaikannya. Diam memang bukan pilihan, semua harus di ungkapkan agar memori di otak dapat refresh. Aku akan berusaha menjadi lebih baik dari kemarin. Aku akan berusaha menyelesaikan masalah itu, walaupun sabtu minggu ku pergunakan side job. Aku ga ingin merepotkan siapapun orang yang aku sayang, aku harus bisa menyelesaikan semua ini tanpa perlu ada yang tau. Mati memang menyelesaikan masalah tapi itu bukan pilihan karena walau raga telah mati tapi akan meninggalkan nama yang tak baik.

Terima kasih untuk orang yang telah memberi semangat kepada ku disini. Ternyata masih ada yang peduli dengan diri ku. Dia tidak ikut memojokan aku, tapi dia membantu aku. Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan, tapi apakah ketika dia salah kita harus menjauh??? Mereka pasti akan terpuruk bila itu yang terjadi karena tak ada yang membantunya.

 

 

SIAPA JODOH’KU ??!!


Sudah banyak  saya terima ada pertanyaan tentang konsep jodoh, juga konsep takdir. Serta pernyataan "Yakinkan pada ku bahwa Allah telah menyiapkan jodoh terbaik bagiku",dan yang paling glamour soalannya " Bagaimana Hendak Mengetahui Siapa Jodoh Kita ?"

"Jodoh" yah inilah misteri yang akan sentiasa mengikuti setiap orang sampai mana pun termasuk diri saya. Seakan tiada habisnya membicarakan masalah ini. Fatwa dan penjelasan para 'alim pun belum boleh memberikan kepuasan dihati setiap insan. Apakah jodoh adalah murni takdir Allah yang tiada hubungannya dengan ikhtiar manusia? Apakah murni ikhtiar manusia dan tidak ada hubungannya dengan Allah? Ataukah kedua-duanya berbeda? 

Bahwa jodoh berkaitan dengan takdir adalah benar. Bahwa kita pada dasarnya sudah ditakdirkan oleh Allah memiliki jodoh masing-masing adalah hal yang harus kita yakini. Tapi yang menjadi persoalan adalah siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi jodoh kita?? It's mysterious problem 

Jika kita membicarakan takdir/kehendak Allah maka pada dasarnya ada dua yaitu, Apa yang dikehendaki Allah "kepada" kita dan apa yang dikehendaki Allah "dari" kita. "Kepada" tidak sama dengan "dari". Apa yang dikehendaki Allah "kepada" kita adalah sebuah rahsia Allah, biasanya disebut `takdir mutlak`. Kita tidak diberi tahu sebelum hal itu terjadi. Siapa jodoh saya? Bila saya mati? Kenapa saya kurus? Kenapa saya berkulit gelap? Kenapa saya lahir di Terengganu? Semua itu adalah mutlak rahsia Allah. Itu adalah urusan Allah, hak Muklak Allah sebagai Rabb Yang Maha Kuasa. Masalah ini bukan domain manusia Memikirkan dan mempertanyakannya tidak ada manfaatnya sama sekali, bahkan boleh melahirkan kesulitan yang menjurus kepada kesesatan dan kebinasaan. 

Tugas kita sebagai makhlukNya adalah memikirkan dan mengikhtiarkan kehendak Allah yang kedua, yaitu apa yang dikehendaki Allah "dari" kita. Dan biasanya disebut takdir `ikhtiari` yaitu ketetapan Allah yang ada kaitannya dengan usaha manusia. Inilah tugas kita sebagai makhluk. Allah menghendaki kita menuntut ilmu, silaturahmin, shalat, zikir, berdo'a, berusaha dan lain-lain. Termasuk dalam haljodoh, Allah menghendaki kita agar berusaha mencari dan menemukan jodoh terbaik kita masing-masing. Sebelum mendapatkannya, kita tidak tahu pasti siapa jodoh kita. Rahasianya masih tersimpan rapi dalam database Allah di Lauhul Mahfuzh. Untuk mengetahui siapa jodoh kita, maka kita dituntut melakukan usaha, ikhtiar dan upaya. 

Jodoh adalah takdir yang sekaligus berkaitan dengan Kehendak Allah dan ikhtiar manusia. Jodoh bukan taqdir mutlak, namun taqdir ikhtiar. Sehingga kaedah dalam menemukan jodoh adalah usaha/ikhtiar secara syar'i "dan" tawakkal. Disini sengaja saya menggunakan kata penghubung "dan" bukan "lalu", "kemudian", atau "setelah itu". ertinya tawakkal, pasrah dan do'a harus terus mengiringi usaha kita dalam menemukan jodoh tersebut. Dan ternyata inilah yang akan dinilai oleh Allah, yaitu proses usaha atau ikhtiar dan tawakkal kita kepada Allah. Dengan demikian hasil dari proses tersebut akan kita pandang sebagai "yang terbaik". Hati kitapun akan ikhlas menerima sehingga tidak ada istilah sakit hati, patah hati maupun duka hati. 

Siapa jodoh ku? 

Untuk mengetahui, dengan tepat siapa jodoh kita dalam bahasa ikhtiarnya, maka sangat ditentukan oleh bagaimana kita mengetahui "siapa diri kita" Sangat sulit meneka siapa jodohnya bagi orang yang belum mengenal dirinya. Oleh karena itu orang yang sudah faham siapa dirinya akan mudah menemukan jodohnya. Jadi berikhtiarlah mengikut syariat islam...

_ Harga sebuah Cinta _


Di sebuah daerah tinggal seorang saudagar kaya raya. Dia mempunyai seorang hamba yang sangat lugu - begitu lugu, hingga orang-orang menyebutnya si bodoh.
 Suatu kali sang tuan menyuruh si bodoh pergi ke sebuah perkampungan miskin untuk menagih hutang para penduduk di sana. “Hutang mereka sudah jatuh tempo”, kata sang tuan.“Baik, Tuan”, sahut si bodoh : “Tetapi nanti uangnya mau diapakan ?”“Belikan sesuatu yang aku belum punyai”, jawab sang tuan.
 Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dimaksud. Cukup kerepotan juga si bodoh menjalankan tugasnya; mengumpulkan receh demi receh uang hutang dari para penduduk kampung. Para penduduk itu memang sangat miskin, dan pula ketika itu tengah terjadi kemarau panjang.Akhirnya si bodoh berhasil jua menyelesaikan tugasnya. 
Dalam perjalanan pulang ia teringat pesan tuannya : “Belikan sesuatu yang belum aku miliki”.“Apa, ya ?”, tanya si bodoh dalam hati. “Tuanku sangat kaya, apa lagi yang belum dia punyai ?”Setelah berpikir agak lama, si bodoh pun menemukan jawabannya. Dia kembali ke perkampungan miskin tadi. Lalu dia bagikan lagi uang yang sudah dikumpulkannya tadi kepada para penduduk.“Tuanku, memberikan uang ini kepada kalian”, katanya.Para penduduk sangat gembira. Mereka memuji kemurahan hati sang tuan. Ketika si bodoh pulang dan melaporkan apa yang telah dilakukannya, sang tuan geleng-geleng kepala. “Benar-benar bodoh”, omelnya.
Waktu berlalu. Terjadilah hal yang tidak disangka-sangka. Pergantian pemimpin karena pemberontakan membuat usaha sang tuan tidak semulus dulu.Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua harta bendanya. Pendek kata sang tuan jatuh bangkrut dan melarat. Dia terlunta meninggalkan rumahnya. Hanya si bodoh yang ikut serta. Ketika tiba di sebuah kampung, entah mengapa para penduduknya menyambut mereka dengan riang dan hangat. Mereka menyediakan tumpangan dan makanan buat sang tuan.“Siapakah para penduduk kampung itu, dan mengapa mereka sampai mau berbaik hati menolongku ?” tanya sang tuan.“Dulu tuan pernah menyuruh saya menagih hutang kepada para penduduk miskin kampung ini”, jawab si bodoh : “Tuan berpesan agar uang yang terkumpul saya belikan sesuatu yang belum tuan punyai. Ketika itu saya berpikir, tuan sudah memiliki segala sesuatu. Satu-satunya hal yang belum tuanku punyai adalah cinta di hati mereka. Maka saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama tuan”.
 Terinspirasi dari sebuah bacaan yang saya lupa judulnya,saya baca di artikel internet dan diceritakan kembali oleh Muazar Habibi (saya).



** CINTA ILAHI **


Ketika ombak mengarah ke tepian, aku masih tenggelam dalam kelam

Ketika mentari hadir menerangi bumi, aku masih terlelap dalam gelap

Ketika senja mulai tiba, baru aku menatap cahaya

Adalah sebuah perjalanan panjang menuju cahaya Illahi, ketika kita bergelut dalam penat mencari jati diri. Hingga usia remaja beranjak pergi menghantarkan kita pada kedewasaan yang telah lama bersembunyi. Tersingkap perlahan sesuai kehendak hati. Bergerak lambat namun mulai pasti bagi yang mengerti dan mengamini hakikat kealamiahannya.

Dalam awal perjalanan kedewasaan itu, kita telah melewati berjuta warna. Dan warna yang dominan tentunya warna yang telah kita pastikan sebagai warna pilihan. Bagi yang telah mengenal dakwah, tentunya warna dari situlah yang mempengaruhi pakaian kehidupannya. Semakin lama, semakin berserah. Menapaki jalan iman dengan menumbuhkan berjuta kerinduan yang tak terobati. Mencapai tingkat tertinggi “cinta Illahi“. Dan musafir fakir sepertiku tetap berharap pakian yang sama.
 Menyempurnakan separuh agama yang telah lama dibina adalah panggilan jiwa yang semakin lama semakin kuatlah perasaan itu. Terdampar pada rasa takut akan terperosok pada rutinitas konvensional, semakin membuat bangkit semangat segera mengakhiri masa kesendirian. Buah kekhawatiran, buah pemikiran, buah keimanan, maka dimulailah.
 Bagiku, sosok solehah adalah harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Bukan karena kesolehanku yang membuat aku terpaku pada kriteria itu, justru karena kedhoifanku, kefakiranku. Bukankah sosok suami akan diwajibkan menjaga diri dan keluarganya dari siksa api neraka. Berarti betapa berat beban seorang laki-laki yang memutuskan tuk menjadi suami, menjadi imam dalam keluarga.
Lelaki yang baik adalah untuk perempuan yang baik pula dan begitu sebaliknya. Mudah memang menebak siapa yang kan bersanding dengan kita. Maka alangkah wajar jika pada masa penantian menunggu bulatnya keputusan, kita berusaha memperbaiki diri. Tapi alangkah hinanya kita jika perbaikan hanya didasarkan pada itu. Tetapkan bahwa ikhtiar perbaikan adalah semata-mata kewajiban setiap hamba untuk menggapai ridho-Nya. Hingga mampulah kita untuk melabuhkan
"Barangsiapa menikahi seorang wanita karena memandang kedudukannya maka Allah akan menambah baginya kerendahan. Barangsiapa menikahi wanita karena memandang harta bendanya, Allah akan menambah baginya kemelaratan. Barangsiapa menikahi wanita karena memandang keturunannya, Allah akan menambah baginya kehinaan. Tetapi barangsiapa menikahi seorang wanita karena ingin menundukkan pandangannya dan menjaga kesucian farjinya, atau ingin mendekatkan ikatan kekeluargaan, maka Allah akan memberkahinya bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya." (HR Al Bukhari)
Niat yg baik akan menumbuhkan komitmen pernikahan yg kokoh. Ketika seseorang dikuasai oleh komitmen yg mantap, hatinya akan disibukkan untuk melakukan yg terbaik bagi keluarganya. Ia menjadikan keluarga sebagai tempat menyemai kebaikan.
Semua bermula dari hati. Ketika hati kita jernih, ada kesiapan untuk belajar lebih banyak, ada semangat yg besar untuk menambah ilmu, ada hasrat yg kuat untuk memberikan yg terbaik bagi semua orang. Dan setelah hati yg jernih, ada ilmu yang menerangi.

 

Bismillah...

Izinkan aku bicara dari hati seorang wanita, yang mungkin bisa mewakili suara saudara-saudaraku, para akhwat pada umumnya.
Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan. Memang tidak semua sukses sampe tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka, mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan.


Aku ingin titip pesan pada para ikhwan yang sdh memutuskan hendak melontarkan perkataan ’ta’aruf’ pada seorang akhwat;
Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik, matang-matang, dan masak-masak sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan akhwat. Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Akhwat mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, akhwat adalah makhluk yang kadang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.

Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi akhwat untuk menolak. Karena jika akhwat menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan? Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan.

Proses ’ta’aruf’ menuju pernikahan memerlukan sebuah rentang waktu tertentu. Bila diibaratkan ta’aruf adalah pintu halaman rumah antum dan pernikahan adalah pintu rumah antum, kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat akhwat terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat akhwat terlena. Ingin sekali akhwat memetiknya, ingin sekali akhwat berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi tdk berhak, karena belum mendapat izin dari si punya rumah.

Akhwat ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat akhwat lupa akan tujuan semula. Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan akhwatpun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah akhwat mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya. Saat itulah hati akhwat hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan terangkai, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan akhwat menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat akhwat kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan akhwat berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuknya. Akhwat akan segera pulang karena mungkin saja salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati mereka. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung mereka dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Mereka tak ingin mengkhianati calon suami mereka yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara mereka berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.

Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya tdk mau memakai label ‘ta’aruf untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai akhwat sebagai saudara antum. Akhwat bukan kelinci percobaan. Akhwat punya perasaan yang tidak berhak antum buat ’coba-coba’. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput mereka.

Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata ’berkah’ di awal, di tengah, sampai di ujung pernikahan kan? Hanya ridho dan keberkahanNya lah yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang 


tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya. Tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya, malah nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu terbuang percuma selama perjalanan. Jadi, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho dan keberkahanNya.

Semoga pesan ini bisa menjadi bahan renungan antum, para ikhwan, calon qowwam kami (para akhwat) dalam mengarungi bahtera rumah tangga Islami yang akan melahirkan generasi penyeru dan pembela agama ALLAH. Akhirnya aku minta maaf, afwan jiddan bila dalam pesan ini ada hal-hal yg kurang akhsan..







Pernahkah hatimu merasakan kekuatan mencintai
Kamu tersenyum meski hatimu terluka karena yakin ia milikmu,
Kamu menangis kala bahagia bersama karena yakin ia cintamu
Cinta melukis bahagia, sedih, sakit hati, cemburu, berduka
Dan hatimu tetap diwarnai mencintai, itulah dalamnya cinta

Pernahkah cinta memerahkan hati membutakan mata
Kepekatannya menutup mata hatimu memabukkanmu sesaat di nirwana
Dan kau tak bisa beralih dipeluk merdunya nyanyian bahagia semu
Padahal sesungguhnya hanya kehampaan yang mengisi sisi gelap hatimu
Itulah cinta karena manusia yang dibutakan nafsunya

Cinta adalah pesan agung Allah pada umat manusia
DitulisNya ketika mencipta makhluk-makhlukNYA di atas Arsy
Cinta dengan ketulusan hati mengalahkan amarah
Menuju kepatuhan pengabdian kepada Allah dan Rasulnya
Dan saat pena cinta Allah mewarnai melukis hatimu,
satu jam bersama serasa satu menit saja

Ketika engkau memiliki cinta yang diajarkan Allah
Kekasih menjadi lentera hati menerangi jalan menuju Illahi
Membawa ketundukan tulus pengabdian kepada Allah dan RasulNya
Namun saat cinta di hatimu dikendalikan dorongan nafsu manusia
Alirannya memekatkan darahmu membutakan mata hati dari kebenaran

Saat kamu merasakan agungnya cinta yang diajarkan Allah
Kekasih menjadi pembuktian pengabdian cinta tulusmu
Memelukmu dalam ibadah menuju samudra kekal kehidupan tanpa batas
Menjadi media amaliyah dan ketundukan tulus pengabdian kepada Allah
Itulah cinta yang melukis hati mewarnai kebahagiaan hakiki

Agungnya kepatuhan cinta Allah bisa ditemukan dikehidupan alam semesta
Seperti thawafnya gugusan bintang, bulan, bumi dan matahari pada sumbunya
Tak sedetikpun bergeser dari porosnya, keharmonisan berujung pada keabadian
Keharmonisan pada keabadian melalui kekasih yang mencintai
Karena Allah adalah kekasih Zat yang abadi

Cintailah kekasihmu setulusnya maka Allah akan mencintaimu
Karena Allah mengajarkan cinta tulus dan agung
Cinta yang mengalahkan Amarah menebarkan keharmonisan
Seperti ikhlas dan tulusnya cinta Rasul mengabdi pada Illahi
Itulah cinta tertinggi menuju kebahagiaan hakiki