Senin, 21 Maret 2011

Cinta Adalah…


Pria dan Wanita yang belum pernah mencintai, tidak akan bisa menjadi dirinya sendiri. Cinta adalah kehidupan…… Kehilangan cinta sama halnya dengan kehilangan kehidupan. Setiap hubungan yang terjalin antara kita dan orang lain mencerminkan hubungan kita dengan diri sendiri. Mencintai diri sendiri adalah awal dari kisah sepanjang usia. Bukan penampilan yang akan membuat kita mencintai atau menyukai seseorang. Kebahagiaan tak bisa datang dari luar, melainkan harus dari dalam. Kita adalah pahlawan dalam cerita kita sendiri. Luka – luka psikis yang disebabkan oleh keyakinan bahwa diri kita buruk, akan meninggalkan bekas permanen pada kepribadian kita.
Cinta adalah menemukan diri sendiri di dalam diri orang lain, dan merasa bahagia dengan penemuan itu. Jatuh cinta sebenarnya hanya berarti membuka imajinasi dan menyisihkan akal sehat. Cinta yang kita berikan adalah juga cinta yang kita simpan, yang selama ini masih terpendam. Rasa percaya membuat kita sanggup menumpahkan perasaan – perasaan dan rasa takut kita yang paling dalam kepada pasangan kita, sebab kita tahu semua curahan perasaan itu akan ditanggapi dengan rasa sayang dan peduli. Penghargaan untuk cinta adalah cinta itu sendiri. Air mata bisa berhenti mengalir, tapi hati tidak akan pernah. Cinta bukan seperti sumber air yang kering, melainkan lebih seperti mata air alami, semakin panjang dan jauh alirannya, semakin kuat, dalam, dan jernih kualitasnya.
Kita selalu takut untuk memulai sesuatu yang ingin kita jalani dengan bagus, tulus, dan serius. Sungguh malang dia yang semasa muda belum belajar mencintai, menyimpan harapan dan mempercayakan diri pada kehidupan. Cinta adalah permainan yang bisa dimainkan dan dimenangkan oleh kedua belah pihak. Cinta akan terjadi begitu saja. Kita tidak perlu melakukan apa – apa. Selalu ada yang pertama kali. Segalanya : cinta adalah bagian dari diri kita. Seringkali mencintai sesuatu merupakan satu – satunya tempat untuk memulai, untuk membuat hidup ini menjadi milik kita sendiri. Manusia pasti membuat kesalahan; itulah kehidupan. Tapi mencintai tidak pernah merupakan kesalahan.
Cinta bisa menyembuhkan baik terhadap si pemberi maupun si penerima. Cinta bukanlah apa yang menjadikan kita, tapi apa yang sudah ada dalam diri kita sendiri.
Cinta selalu hadir, tinggal kita bisa merasakannya atau tidak. Keberanian bukan berarti tidak punya rasa takut melainkan berani bertindak walau merasa takut. Mencintai berarti berani mempertaruhkan hati. Kita hanya bisa belajar mencintai dengan mencintai. Bagi mereka yang sangat jatuh cinta, seluruh dunia terasa tersenyum. Tak ada undangan yang lebih besar untuk mencintai selain mencintai terlebih dahulu. Lebih baik pernah mencintai dan kehilangan daripada tidak pernah sama sekali. Cinta bukanlah apa yang kita rasakan, tetapi apa yang kita lakukan. Kita mendefinisikan cinta sebagai perasaan bahagia kalau kita berada di dekat orang satunya, dan kita yakin akan nilai serta perkembangan orang itu, seperti yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri. Mencintai dan menang adalah hal paling indah. Mencintai dan kalah, yang kedua terindah. Tak ada orang yang pernah mencintai siapa pun dengan cara yang diinginkan setiap orang.
Lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan tak peduli. Dan lawan dari kehidupan bukanlah kematian, melainkan ketidak pedulian. Bukan kisah cinta yang penting melainkan kemampuan untuk mencintai. Sangat mengherankan, betapa banyak perubahan perasaan yang bisa terjadi dalam setiap harinya. Cinta yang layak disebut cinta hanyalah cinta yang tanpa syarat. Cinta tak bisa dinilai dengan harga. Ia baru bisa disebut cinta kalau diberikan dengan bebas. Titik balik dalam proses menuju kedewasaan adalah saat kita menemukan dalam diri kita kekuatan inti yang bisa mengatasi semua rasa sakit. Kebahagiaan terbesar dalam hidup ini adalah keyakinan bahwa kita dicintai-dicintai karena diri kita apa adanya atau lebih lagi, dicintai walaupun seperti kita apa adanya. Hal – hal paling baik dan paling indah di dunia ini tidak bisa disentuh namun bisa dirasakan dalam hati. Ingatlah untuk selalu ramah. Ingatlah untuk selalu penuh cinta. Ingatlah untuk menikamti segala perasaan yang ada dan untuk memperhatikan diri kita sendiri. Tapi yang terutama, ingatlah untuk berbahagia.
Kalah dalam cinta sama halnya dengan kalah main catur, semakin banyak bermain, semakin banyak yang dipelajari. Penegasan tentang kehidupan seseorang – kebahagiaan pertumbuhan, kebebasan – berakar pada kapasitas orang yang bersangkutan untuk mencintai. Orang yang mencintai tidak perlu sempurna, cukup menjadi manusia biasa. Apa yang tidak membuatku mati, menjadikanku lebih kuat. Saat satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, tapi sering kali kita menatap pintu yang tertutup itu begitu lama dan dengan penuh sesal, hingga kita tidak melihat pintu yang telah terbuka untuk kita
sumber:Zulfi Ifani’s Blog


Ada banyak cerita bagi mereka para wanita yang belum menikah serta anggapan-anggapan mengenai bagaimana seharusnya dan apa yang seharusnya dilakukan oleh wanita itu...
Seringkali tergelitik dengan berbagai pendapat yang terlontar dari berbagai kalangan. Karena komentar yang terlahir pun tak selalu sama.

Contohnya saja...
Pernah berbincang dengan seorang ibu yang anakya akan melanjutkan kuliah S2 ketika bertemu mereka di lokasi ujian...
Sang ibu membicarakan mengenai teman-teman dari anaknya yang kebanyakan lebih memilih menikah ketika belum lulus atau baru saja lulus dari bangku kuliah S1-nya...
Bagi sang ibu, mereka-mereka itu pikirannya terlalu sederhana dan pendek. Dan aku hanya tersenyum mendengarnya.
Sang ibu pun mulai meminta anaknya untuk lebih dulu kuliah S2 dan bermanfaat bagi banyak orang dengan ilmunya, sementara untuk menikah akan ada waktunya jika si anak benar-benar memiliki niat yang kuat untuk menikah.
Sang ibu yakin, jodoh anaknya telah disiapkan oleh Allah sehingga dia pun turut menyiapkan anaknya yang salah satunya dengan menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Dari sana aku belajar bahwasannya orang tua sangat menginginkan anaknya mendapatkan hal baik yang jauh lebih baik dan jauh lebih banyak dibandingkan dengan apa yang orang tuanya miliki sekarang. Mereka pun ingin menikahkan anak perempuannya dan menitipkannya pada orang yang baik yang dapat membimbing anaknya dengan baik pula.
Karena itu, mereka pun berusaha untuk mengarahkan anaknya untuk jauh lebih baik dari dirinya yang sekarang agar layak mendapatkan pendamping yang baik pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar