Selasa, 29 Maret 2011

manusia biasa........

dari sebuah cerpen yang luar biasa banget,........ seorang manusia biasa tanpa janji muluk2 namun dia berusaha untuk menjadi yang terbaik....

Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa.
Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan.

Tetapi saya tidak tahu apakah
kemudiannya saya akan tetap bekerja.
Tapi,yang pasti saya akan berusaha mendapatkan
rezeki untuk mencukupi keperluan
isteri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih menyewa rumah. Dan
saya tidak tahu apakah kemudiannya akan
terus menyewa selamannya. Yang pasti,saya akan tetap berusaha agar isteri
dan anak-anak saya tidak kepanasan dan
tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punya
banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk
mendampingi saya. Untuk menutupi
kelemahan saya dan mengendalikan
kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa.
Cinta saya juga biasa saja.

Oleh kerana itu. Saya menginginkan anda
supaya membantu saya memupuk dan
merawat cinta ini, agar menjadi luar
biasa.

Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat
bersama-sama sampai mati.
Kerana
saya tidak tahu suratan jodoh saya.
Yang pasti saya akan berusaha sekuat
tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.

Kenapa saya memilih anda? Sampai saat
ini saya tidak tahu kenapa saya
memilih anda. Saya sudah sholat
istiqarah berkali-kali, dan saya
semakin mantap memilih anda.

Yang saya tahu, Saya memilih anda
kerana Allah. Dan yang pasti, saya
menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga
sunnah Rasulullah. Saya tidak berani
menjanjikan apa-apa, saya hanya
berusaha sekuat mungkin menjadi lebih
baik dari sekarang ini.
Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa
janji-janji yang melambung dan kata
yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa.
Ketika manusia
sedar dengan kemanusiannya.
Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur
segala kehidupannya. Begitu juga dengan sebuah
pernikahan. Suratan jodoh sudah
terpahat sejak ruh ditiupkan dalam
rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu
bagaimana dan berapa lama pernikahannya
kelak.

Lalu menjadikan proses menuju pernikahan
bukanlah sebagai beban tetapi
sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila
proses menuju pernikahan
mengabaikan harta, tahta dan 'nama'
.

Status diri yang selama ini melekat dan
dibanggakan (aku anak orang
ini/itu), ditanggalkan.

Ketika segala yang 'melekat' pada diri
bukanlah dijadikan pertimbangan yang
utama. Pernikahan hanya dilandasi
kerana
Allah semata. Diniatkan untuk
ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah
yang membuat scenarionya.

Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati
setiap HambaNYA. Hanya Allah yang
mampu memudahkan segala urusan. Hanya
Allah yang mampu menyegerakan sebuah
pernikahan.


Kita hanya boleh memohon keridhoan
Allah. MemintaNYA mengurniakan barokah
dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua
yang akan menjaga ketenangan
dan
kemantapan untuk menikah.
Jadi, bagaimana dengan cinta?

Ibu saya pernah berkata, Cinta itu
proses. Proses dari ada, menjadi hadir,
lalu tumbuh, kemudian merawatnya.

Agar cinta itu dapat bersemi dengan
indah menaungi dua insan dalam
pernikahan yang suci. Cinta tumbuh
kerana suami/isteri (belahan jiwa).


Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.

aku berharap banyak orang yang menganggap dirinya memang hanyalah manusia biasa.......



Tidak ada komentar:

Posting Komentar