Selasa, 29 Maret 2011

Untaian Doa dalam Sujud Panjangku (2)

Published by robiah at 1:40 pm under Cerpen n cerBung

Kali ini Rasya dilarikan ke puskesmas untuk pemeriksaan medis. Demam, umum terjadi pada bayi. Namun ada yang demam biasa dan demam panas yang cukup tinggi. Penjelasan dari bidan di puskesmas. Untuk yang dialami Rasya demam panas yang cukup tinggi sehingga menimbulkan gejala epilepsi. Demi pencegahan lebih buruk pada Rasya, dokter menyarankan untuk segera ke dokter spesialis anak di kota. Selain mereka dapat menangani secara tepat, peralatannya pun lebih lengkap. Namun memang tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan.
Sehari, dua hari, seminggu, sebulan, waktu terasa sangat lamban bagi kami. Umi, abah, dan aku hanya bisa berdoa atas usaha kami semoga Ia memberikan jalan kesembuhan untuk Rasya.
Almarhumah putri umi yang kedua dulu pun mengalami hal yang sama dan saat itu keadaanya tidak lebih baik dari Rasya. Dengan kondisi ekonomi kami yang sangat minim tidak memungkinkan untuk menjalani pengobatan medis. Usaha semampu kami seadanya tanpa ada sentuhan medis sekalipun.
Betapa aku pun merasakan trauma yang umi alami. Kami dan terlebih umi tidak ingin terjadi kedua kalinya hal serupa terjadi pada putranya sekarang. Segala macam pengobatan umi jalankan. Bahkan semua harta benda rela hilang dari genggaman demi Rasya. Saran dari para tetangga pun umi lakukan.
Sampai,…
Na’udzubillahi min dzalik, semoga Engkau mengampuni kami,.. hampir musyrik terjadi pada kami.
Bi Inah, tetangga kanan menyarankan untuk meminum rebusan air cacing tertentu, umi laksanakan. Bi Sari, tetangga kiri pun menyarankan untuk merebus tanah ladang yang terletak di kalimati juga umi laksanakan. Kabarnya ada kejadian serupa dan dengan rebusan itu si penderita sembuh. Segala saran dari semua yang datang umi laksanakan. Umi tidak ingin penasaran mengapa hal ini dan hal itu tidak dicoba, demi kesembuhan Rasya.
Hingga suatu hari ada yang mengabarkan penyakit itu bukan penyakit biasa melainkan guna-guna oleh seseorang yang iri dengan keluarga kami. Jalannya harus memanggil dukun untuk merukyah rumah kami. Setiap hari jumat si dukun akan datang ke rumah kami, dan kami dimintanya untuk menyediakan ini dan itu. Sampai kesekiankalinya si dukun ke rumah kami namun tak ada perubahan yang berarti pada Rasya. Kami putuskan untuk tidak memanggil dukun tersebut lagi. Kami pasrah atas semua yang Ia berikan. Segala usaha telah kami lakukan. Jika pun memang ada yang iri dengan keadaan kami, semoga ia diingatkan oleh-Nya dan kami pun diberi-Nya ketabahan, kesabaran dan kemudahan-Nya.
Ucap syukur takkan pernah terlewat dari bibir kami. Kali ini Rasya berangsur sembuh dengan pengobatan dari dokter spesialis anak dari kota dan tentu kuasa kasih dari-Nya. Namun obat tersebut harus Rasya telan dua kali sehari tanpa terkecuali alasan apa pun. Sedangkan harga obat satu botol hampir mencapai lima ratus ribu rupiah dan habis dalam waktu satu minggu. Tetapi itu tidak membuat kami putus asa, dengan apa pun yang kami miliki, yang terpenting adalah Rasya. Kesembuhan Rasya.
Usianya hampir mendekati enam bulan. Bayi normal seusianya pasti sudah bisa merangkak. Lain dengan Rasya, ia mengalami keterlambatan pertumbuhan. Badan gempalnya dulu tinggal kenangan di album yang kulihat. Kini ia terlihat letih dan kurus.
Sore itu, umi merasa Rasya sudah sembuh. Umi mengajak Rasya berjalan-jalan keluar rumah. Pertama kalinya sejak Rasya mengalami kejadian yang menegangkan. Kala itu umi membawanya ke tempat bibi. Betapa bahagia semua keluarga melihat keadaan Rasya yang berangsur membaik. Digendongnya Rasya oleh bibi. Namun tak dinyana, saat itu tiba-tiba bibi bersin dan itu mengagetkan Rasya. Kejadian dua bulan yang lalu terulang. Umi sangat menyesali yang dilakukannya membawa Rasya keluar rumah. Jika tidak, mungkin tidak akan terjadi lagi. Tapi tetaplah semua sudah menjadi garis-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar