Bengkulu , 17 Desember 2010
Malam sudah terlalu larut aku merasa hampa bahkan ruang yang begitu terang
begitu terlihat gelap,aku berada disudut ruang kamar berukuran 4 x 3,entah apa
yang aku fikirkan,yang jelas aku merasa sangat lelah dan aku hanya ingin
memeluk kekasihku aku ingin bermanja – manja denganya,ingin merayunya bahkan
aku ingin dirayunya,yah baru aku sadar sudah 4 hari ini solatku senin kamis dan
gak jelas,mungkkin ini yang buatku merasa hampa alangkah ruginya aku tidak
merayunya ,tidak menangis karenanya,aku menyesal!!!
Alaram hand phoneku berdering menunjukan pukul 02.00
kepalaku terasa berat badanku terasa sangat dingin,ku paksa bangun dan aku
beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi tempat dimana semua orang
membersihkan badanya,aku basuh mukaku jadi semakin tersa dingin ,saat aku ingin
mengambil air wudhu jantungku berdetak begitu kencang,seakan – akan aku ingin
melepaskan hatiku yang kotor dan busuk ini napasku begitu sesak,mataku semakin
berat,sekuat tenaga aku basuh mukaku,tangan kanan lalu tangan
kiri,keningku,kedua telingaku dan kedua kakiku.Tahajud segera aku laksanakan
,baru aku memulai shalatku butiran air mata mengalir dipipiku,semkin lama
semakin deras.
Dalam doaku” Tuhanku aku merindukan-Mu.ampuni aku karena hatiku yang busuk
ini,aku sangat membenci hatiku karena ia begitu banyak membembenci
hamba-hamba-Mu,hina hatiku ini Tuhan,maka belahlah hatiku dan keluarkan semua
setan yang bersemayam dihatiku........”
Semua terasa gelap kepala semakin terasa berat seperti semua gunung yang ada
didunia diletakkan dikepalaku,gelap....gelap dan gelap.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaa ,tolooooonggg !!!!!”
Terdengar suara jeritan aku terperanjat jantungku semakin berdetak
kencang,entah apa yang terjadi disepertiga malam ,entah apa yang terjadi
badanku jadi begitu sehat semua benar-benar terasa normal,aku lebih tersa fresh
tapi...................!
Aku terperanjat dan segera bangun,aku lihat disekeliling kamarku tak ada
terdengar suara apapun,aku bingung saat mendengar teriakan tadi hatiku tersayat
pilu.sakit rasa hati ini,ada apa gerangan?
Awal Kegelisahanku
“Adek,adek sini sebentar,ada yang mau mas sampaikan“
Terdengar suara itu dari ruang tamu,suamiku memanggil dengan lembut,rasanya tak
ada yang bisa menandingi kebahagianku,aku bahagia mempunyai suami mas farhan
dia lelaki yang sangat sempurna dimataku,rasa sukur tak henti-hentinya aku
ucapakan.
“Dinda!!”
Astafirulhalazim aku dari tadi tak cepat menjawab panggilannya,tanpa menjawab
aku segera melangkahkan kaki kearah ruang tamu dengan meninggalkan setumpuk
cucian piring. Maklum aku masih pengatin baru,hemmmmmm pengatin baru ,baru 6
bulan jadi aku rasa tak perlu pembantu dirumah yang sederhana tetapi luar biasa
untukku.
“Iya mas,ada apa?”jawabku sembari duduk disampingnya
“ Mas hari ini mau pergi ,kejakarta karena mama sakit”
“Astafirulloh,lalu mas akan pergi sendiri?adek ikut mas”
“Mas ingin ajak kamu,hanya saja bagaimana dengan pekerjaanmu?apa adek mau ambil
cuti?bukankah hari ini mahasiswa dinda ujian?
Aku hampir lupa aku juga punya tanggung jawab besar disini rasanya tak mukin
aku pergi ikut mas farhan,mengikuti suamiku kejakarta,aku merasa berdosa dengan
keadaan seperti ini,aku merasa tak ada artinya lagi seperti dulu,dulu???kisahku
sebelum bertemu mas farhan,air mataaku menagalir aku tak sanggup manahanya.
“Dek,kenapa menangis? Ada yang salah dengan mas?”
“Emmmmmmmmm....maaf mas”aku segera peluk suamiku dan merangkulnya seolah-olah
begitu lama ia akan meninggalkan aku.aku cium kening suamiku,aku pandangi bola
matanya dan wajahnya yang khas orang jawa itu
“Aku pasti merindukan mas”
“Adek,mas pergi gak lama mama sembuh mas insyaallah langsung pulang”
“Tapi adek..........”
Tiba –tiba mas farhan mencium bibirku lalu memelukku dan berbisik
“Semua akan baik – baik saja sayang”
Aku tak menjawab nampaknya mas farhan tahu kalou aku ragu untuk ditinggalkan
olehnya.
“Oh ya mas sudah pesan tiket pesawat tadi 1 jaman lagi akan berangkat,siapkan
baju mas ,mas mau mandi dulu dan mas harap adek percaya dengan mas bahwa semua
akan baik –baik saja”
Aku menganguk ,berusaha untuk tersenyum dan agar terlihat lebih tegar.
Ingin sekali aku katakan padanya bahwa aku istirmu takut engkou
tinggalkan,sendiri dikota bengkulu yang meninggalkan kenangan pahit dalam
hidupku, aku masih takut 6 bulan untuk bersama mas farhan waktu yang sangat
singkat sekali,selama ini yang selalu menguatkan aku hanyalah mas farhan.
Aku masuk kekemar yang berukuran 5 x 5 cukup luas dan tata ruangan yang sangat
unik kata suamiku,aku pandai menata ruangan kata beliau aku tak ada
tandingnya,aku bahagia sekali tetapi sebentarlagi aku akan sendirian dikamar
yang penuh kenagan indah ini. Aku segera mengambil coper diatas lemari,aku tata
siapkan baju mas farhan dan segala yang ia butuhkan.
Mas Farhan memang rajin menelfonku dan selalumemberi kabar tentang perkembngan
mama,tetapi 1 minggu berlalu mahasiswaku sudah selesai ujian mas farhan belum
pulang juga,aku ingin menyusulnya tetepi katanya
”Tak usah dinda mas entar lagi juga pulang keadaan mama sudh membaik”
Jika seperti itu aku tak sanggup membantah kata – kata suamiku,setiap kata-kata
sumiku adalah amanah,aku merasa kesepian sekali ,saat aku sedang sendiri aku
merasa bersalah karena sampai saat iniaku belum diberi momongan,aku tahu Mas
Farhan pasti juga sangat menginginkannya tetapi ia tak pernah sekailipun
membuat aku putus asa,di benar- benar laki-laki luar biasa.
“tok...tok..tok.....”
Aku terbangun dari lamunanku,terdengar suara pintu diketuk,aku bangun dari
tempat tidurku,aku lihat jam dinding jam 4 sore siapa yang datang? Biasnya
kalou tak ada mas farhan tak ada tamu.
Aku langkahkan kakiku untuk membuka pintu yang dari diketuk sambil mengucap
salam orang diluar pintu tapi tak aku jawab –jawab.
“Walaikum salam”ku jawab sambil membuka pintu
“Maaf .menggu apa benar ini rumah ibu suhada?”
“Iya benar saya sendiri,ada apa?”
“Sebelumnya boleh saya masuk?”
Aku ragu menjawab,siapa lelaki ini sepertinya aku pernah mengenal tetapi
dimana?ia memakai topi dan memekai kaca mata mengenakn baju kemeja coklat dan
celana levis berwarna hitam wajahnya sangat modis dan dewasa,umurnya tak jauh
beda dengaku.
“Maaaf mbak suhada,saya boleh masuk?”
“Boleh – boleh” jawabku tiba –tiba astafirulloah apa yang aku lakukan suamiku
tak ada dirumah sedangkan aku berdua dirumah dengan laki – laki yang menurutku
gak jelas ini.
“Silahkan duduk”
“Terimakasih mbak,saya sudah lama mencari alamat Mbak tetepi baru saja saya
daptkn lalu saya kemari tanpa mengugu waktu”
“Ohhh............lalu apa yang bisa saya bantu”jawabku
“Apa mbak sudah punya suami?
“Iya sudah” jawabku singkat entah kenapa aku menjawab begitu ketus seperti ini
Aku perhatika wajah laki-laki itu yang belum mengenalkan dirinya kepada,aku
kaget wajahnya berubah seketika terlihat kecewa namun ia tetap berusaha
tersenyum,lalu ia membuka topi dan kaca matany,aku sangat keget sekali sekarang
aku benar-benar mengenalnaya.
“Mas yusuf?
“Ya aku sahuda”
“SIlahkan anda pergi penghianat”aku berdiri dan berkata seperti raja singa yang
sangat lapar dan akan segera menerkam dengan buas aku benar – benar marah.
“Dengar aku dulu sahuda,aku kembali ingin menikahimu,maaf aku pergi tak pamit
tetapi aku punya alasan”
“Aku tak peduli,cepat pergi”
Tiba – tiba ia berlari kearah pintu dan mengunci dari dalam Aku semakin takut,
“Apa yang kamu lakukan,kamu datang telanbat aku sudah meningkah dan aku
bahagia”
“Tetapi aku telah bersumpah untuk menikahi kamu,aku gak tenang hidupku sebelum
aku meningkah denganmu”
Dia mendakati aku dan memegang tanganku,aku dorong dia aku menangis
sejadi-jadinya aku panggil nama Mas Farhan,aku bingung apa yang harus aku
lakukan,tiba – tiba Yusuf memelukku aku tak kuasa,tanganya lebih kuat
dariku,yusuf menangis sambil memelukku aku semakin bingung.
“Tolong lepaskan aku Mas Yusuf,tolong kasihan suamiku,setidaknya kasiihanilah
aku,jangan buat aku menderita lagi,aku mohon”aku berkata dengan suara PELAN
sambil menahan tangis.
“Maafkan aku,,,,,,,,aku ingin menikah denganmu aku tak peduli dengan
suamimu,aku ingin buatmu bahagia”yusuf berkata dan semakin ia kuat memelukku
“Bahagiaku sekarang jika Mas Yusuf lepaskan aku,bahagiaku sekarang dengan
suamiku mas farhan,lupakan sumpahmu itu,aku juga tak mmenyaksikan sumpahmu
itu,biarkan aku bahagia bersama suamiku.”
“Aku siap menjadi suami keduamu,aku mohon suhada,aku ingin bahagia
dgnu,mempunyai momongan denganmu seperti janjiku padamu dulu aku akn
bahagiakanmu aku bersumpah tak ada wanita lain yang aku sentuh sealain engkau
Suhada!!!”
Aku semakin berusaha melepaskan pelukkanya,aku jijik dengannya.dia laki – laki
yang pertama menyentuhku , tetepi sekarang aku muak dengannya.
Ahkirnya aku berhasil melepaskan pelukkannya dan ia terjatuh kelantai
“Sudah cukup semuanya Mas Yusuf aku benar-benar tidak bisa meningkah dengannmu
aku tak peduli dengan segala kata-kata dan impianmu”kataku sambil menangis
“Aku mohon suhada,”ia berlutut dikakiku
“Kemana saja mas ketika aku sedang bahagia?disaat aku benar-benar
mencintaimu?masihkah alasan keluargaku yang tak pedulikanmu,yang tak restui
kita dan selalu melecehkanmu,yang selalu tak pernah memberimu senyum?kemana saja
kamu mas?apa itu alasanmu?sedangkan kita sudah melakukan semuanya dengan segala
pengorbana?aku selalu menguatkanmu untuk tetap sabar walau hatiku sendiri sakit
tetapi aku tak pernah patah semangat,tiba-tiba kamu menghilang sampai beberapa
tahun tak kasih labar kepadaku?mas biarkan aku gila,kamu biarkan aku masuk RSJ
karena memikirkam kamu mas??6 tahun mas aku menggumu tanpa kabar??sampai
keluarga tak lagi menggap aku sebagai keluarga aku lakukan untukmu,semua itu
masih kurang untukmu?sekarang pergilah,aku bahagia dengan suamiku karena ia
benar-benar mencintaiku dan menerima aku apa adanya!!”
“Aku akan tetap menikahmu, aku ingin tebus segala duka laramu,itu janjiku”
“PERGI Mas!!”
“Kurang lebih 1 minggu lagi aku akan datang melamarmu,aku akan meminta pada
suamimu sebagai wali”
“Biadap kamu mas,sama sekali mati rasa hatimu” aku semakin dibuat marah olehnya
“Maafkan aku suhada,aku akan pergi sekarang tetapi akan aku tepati janjiku,
asalamualaikum suhada”
Mas yusuf pergi meninggalkanku dalam keadaan lemah,aku tak sanggup membendung
air mataku kepalaku begitu terasa berat,hatiku benar-benar marah semua semakin
terasa gelap........
Gubraaaaaaaaak !!!
Mas Farhan
Aku mendengar suara mobil berhenti didepan rumahku aku ingin melihatnya teapi
badanku tersa sangat lemas dan untuk berdiripun aku tak mampu,kepalaku
benar-benar terasa berat tak sanggup aku membuka mataku seperi 7 benua ada
didadaku aku tak sanggup.
Terdengar suara pintu terbuka ada seseoarng mengucapakan salam padaku,aku ingin
menjawab teteapi bibir ini tak mampu bergerak.
“Asalamualaikum dinda”
Aku mengenal suaranya,mas farhan kembali aku ingin memeluknya menciumnya aku
rindu padanya lagi –lagi tubuhku masih tak sanggup menggapainya
“Asatafirullohh......adek ?”terlihat mas farhan cenas melihatku berlinang air
mata dan tergeletak dilantai
“Mas.........”aku coba sekuat tenagga mengucapkan sesuatu
Tanpa banyak bicara mas farhan mengendongku kearah kamar,belahan – lahan ia
turunkan tubuhku yang telah lama merindukan belaian sayangnnya,dia suami yang
sangat sempurna untukku terkadang aku malu pada Tuhan yang begitu member lebih
padaku.mas farhan memegang erat tanganku sekali – kali ia cium keningku aku
masih dalam keadaan lemas,mataku tersa sayu aku tahu mas farhan sangat khawatir
denganku.aku ingin mengatakan sesuatu padanya,Mas Farhan adalah kekeuatanku.aku
ingin menghapus aair matanya aku tak sanggup menyakswikan butir air mata itu.
“ Ma..ma..mass.......akkku menncin...”
Tiba tiba mas farhan mencium bibirku,dan mengatakan
“Mas juga sangat mencintaimu,adek adalah segalanya untuk mas,mas kangen banget
dengan Adek”
Aku tersenyum ada cahaya masuk yang menerangi relung jiwaku tak ada duka dan
lara lagi dihatiku semua terbabayar,seperti dulu mas meminangku aku sangat
bahagia.
“Sekarang adek istirah dulu,”sambil mencium tanganku lalu keningku.
Aku terpejam dengan tenang,dalam hatiku berkata terimakasih suamiku.
Pagi buta aku mendengengar suara mengaji,indah sekali siapa geranagn aku sudah
lama merindukan suara ini suaranya parau seperti sambil menangis namun ayat –
ayat yang dilantunkan sangat jelas.aku terbangun dari tempat tidurku aku
terinagta apa yang menimpaku tadi.
“Mas farhan”
“Adek sudah bangun?”Mas Farhan menghentikan mengajinya
“Iya Mas.adek dapat kekuatan yang luar biasa dari ayat-ayat yang mas lantunkan
tadi”
“Alqamdulilah,Adek.................”
“Mas maafkan adek”
“Susssssssst.....adek ngomong apa sih?gak penting sayang,mas kangen banget
dengan adek,maafkan mas terlalu lama meninggalkan adek,sampai adek seperti ini”
“ Mas,,,,,,sebenarnya,,,,,,,,,,,”
Mas farhan memelukku dengan kuat ia tak mengizinkan aku berbicara hatiku terasa
ngilu entah kenapa aku menjadi bingung dan gelisah.
Pertama kali aku bertemu denganya disebuah bangunan Benteng Marlborough yang
berdiri berdiri kokoh di tepi laut di atas sebuah dataran dengan ketinggian
lebih kurang 8,5 meter di atas permukaan laut . Secara administratif benteng
ini terletak di Desa Kebon Keling, Kelurahan Kampung Cina, Kecamatan Teluk
Segara, Kota Bengkulu. Dalam benteng terdapat beberapa bangunan memanjang yang
pada awalnya difungsikan sebagai gudang persenjataan, tempat tahanan dan
perkantoran serta ruang terbuka yang merupakan halaman bagian dalam. Secara
keseluruhan bentuk ba-ngunan yang berdenah kura-kura merupakan ciri khas
benteng-benteng di Eropa. Bagian kepala kura-kura berfungsi sebagai pintu masuk
benteng, sedangkan badan kura-kura berfungsi sebagai benteng dan keempat
kakinya berfungsi sebagai bastion. Sausana sore dibenteng Marborough adalah
sebuah keindahan dari Allah. Sosol lelaki datang kepada menyapaku dengan
lembut, awal yang penuh rahasia dan hadiah dari Allah.
Duhai hatiku.... bahgialah engkau
Karena Tuhan-MU menghadiahkan
Hadiah yang tak pernah tak terduga
Mas farhan sosok laki – laki yang lembut tak suka kekerasan dalam bentuk
apapu,aku bertemu dengannya saat aku pergi ke benteng molborugh saat itu aku
melamun dalam keadaan sangat lesu dan tak ada harapam hidup utukku saat itu ia
menyapaku membuat aku tersenyum mungil mendengar kata – katanya.
“ Udah berapa kilo mbak air matanya keluar?”
“Ada perlu pa mas?” aku jawab dengan nada sinis
“Mau beli air matanya mbak ½ kg aja jangan banyak- banyak”
Aku tersenyum mulai saat itu aku semakin dekat Mai cerits farhan.
Entah kenapa aku mersa nyaman didekatnya , dengan hitungan detik kami mulai
akrab kami berbagi cerita Mas farhan banyak cerita tentang dirinya.
“ Mbak gak mau kenal dengan saya kok ndak tanya nama saya toh?”
“Perlu juga toh bertanya mas?”
“Tak kenal maka tak jadi suami lho”
Aku terkejut mendengar jawabanya, terbyang wajah mas yusuf,air mata mengalir
dipipiku. Aku tak menjawab – jawab pertanyaan darinya.
“ Maaf mbak, ada yang salah dari saya?”
Aku masih terdiam kemanakah mas yusuf pergi aku mulai lelah menunggumu,bisakah
Engkou kirim kabar kepadaku agar hati ini tak merasa gundah dan semakin sakit
menunggu ketidak pastian. Mas yusuf adalah seseorang yang pertama kali
menanamkan benih kasih sayang dalam hidupku.
“Perkenalkan nama saya Farhan Pamungkas”ia memecahkan lamunanku
“Ya........akan saya ingat-ingat nama anda”
“Memory mbak sudah penuh ya atau bagaimana gampang mbak mengingat nama sebagus
itu”
“Iya” Jawabku singkat sambil tersenyum
“Oh ya mbak asli bengkulu?”
“Bukan”
“Lalu”
“Asli sumatara”
“Orang tua mbak?”
“Asli jawa”
“Mbak bisa jawa”
“BOten saget mas”
“Lah niku sampaen saget boso jawi”
“Hanya itu saja”
“Mbak ni jawabya kok singkat-singkat toh?”
“ Mas mau jawab yang lebih dari itu datang kerumah saya dan lamar saya”
Mas farhan terkejut dengan jawabanku aku sendiri terkejut se mua mengalir
begitu saja dari lisanku,ya allah apa yang aku katakan tadi secepatnya aku
ralat kalimat tadi
“Maksud saya,,,,,,,,”aku bingung mau jawab apa?aku jadi salah tingkah sendiri
“Saya mengerti maksud mbak,apa mbak sedang menati pelita mbak?mungkin memang
Allah mengirimkan saya untuk mbak,saya berharap mbak jadi cahaya dalam hidup
saya begitu juga sebaliknya,secepatnya saya akan datang kerumah mbak” Mas
Farhan menjawab dengan sepontan dan mudah sekali kalimat itu mengalir dalam
lisanya.
Apa yang terjadi aku bingung hatiku berdetak begitu kuat aku istifar berkali –
kali namun tetep saja tak kembali normal detak jantung ini,kata- katanya tadi
begitu sejuk mendamaikan hati,tetapi bukan dia yang aku harapkan aku hanya
mengharapkan Mas Yusuf tetapi kenapa dia yang datang dan dengan mudah aku
melontarkan kalimat tadi.
“ Baik ini alamat saya, saya akan tunggu 3/4 hari “jawabku menatang sembari aku
keluarkan kartu namaku.
“Ok,see u”
“See you too”jawabku masih dengan grogi.
***:
Entah apa yang terjadi denganku,kenapa aku dengan bodoh benar-benar menunggunya
dia hanya laki-laki yang baru aku kenal dan aku sama sekali tak tahu latar
belakang keluarganya begitu juga sebaliknya. Aku terbangun dari lamunanku
karena mendengar azan magrib secepatnya aku ambil air wudhu untuk menghadap
yang maha adil.seusai magrib aku buka surat cinta dari Allah aku lantunkan
dengan suara yang lembut dengan ketulusan tak terasa air mataku mengalir begitu
saja.
“ Suhada, makan malam dulu nak udah ibu siapakan ayok kita makan ayah dan
kakakmu sudah menggu”suara ibuku dari luar kamarku
Aku tak menjawab,aku sudahi surat cinta dariNYA. Aku lihat jam dindingku
menujukan pukul 8 malam pantas ibuku memanggilku ternyata perut ayah dan
kakakku menari-nari.
Saat aku ingin membuka pintu kamar hapku berdering dari nomer yang tak aku
kenal.
“Aslamualaikum”
Walaikumsalam,dEngan siapa ini?”
“ini dengan mas farhan,masih ingatkan?”
Hatiku berdetak begitu kencang,jangan2 dia akan memberi tahu benar2 akan datang
atau sebaliknya kenapa aku jadi khawatir dengan kedua keputusan itu?”
“Halo...”
“Emm iya,,saya masih ingat”mas farhan membuyarkan fikiranku yang tak menentu
“Oh ya mbk,didaerah mbak ada hotelkan?”
“Iya,ada apa ya?”tanyaku penasaran”
“Besok saya akan tiba dirumah mbak tepatnya di muko2”jawabnya santai
“Untuk apa?”
“Lho mbak lupa ya?saya akan lamar mbak !!sesudah ahsar saya sudah tiba dirumah
mbak bersama keluarga saya”jawanya denga lembut seperti tanpa beban
“Maaf,kmrn saya hanya main2”
“tapi saya serius mbak”
“baiklah akan saya tunggu”
“Saya bahgia sekali,saya merasa sudah lama kenal mbak”
Aku hanya diam tak tahu jawab apa
“Ya udah mbak saya tutup dulu ya,saya mau cari makan malam dulu dengan orang
tua saya,wasalamualaikum”
“Walaikum salam”
Aku letakkn hp diatas kasurku,aku beranjak keruang makan aku tak selera makan
fikiranku masih menerawang jauh tentang Farhan lelaki yang aku kenal hanya
dalam hitungan detik dia mau melamarku,kepalaku jadi pusing entahlah apa yang
terjadi semua kehendak tuhan aku hanya menjalani sekuat dan semampuku.
Seleasai makan aku bantu ibu membereskan meja makan dan lalu aku mengambil air
wudhu untuk mengadu kasih pada sang Pencipta Ialah tempat dari segala tempat
yang paling indah,tempat dimana ketika orang tak lagi ada yang peduli
kepadaku,tetapi Tuhanku tetap disisiku. Aku tahu,aku hanya seorang perempuan
yang lemah dan tak sekuat lelaki tetapi aku bisa menghancurkan lelaki dalam
sekejap sama seperti ia menghancukan aku dalam beberapa detik dan sekarng aku
dilamar orang dalam hitungan detik pula. Inilah hidup !!!
Pagi- pagi sekali aku bangun seperti biasa aku jalankan perintah-Nya,entah apalah
yang terfikir dalam benakku sesudah shlat subuh aku pergi kedapur dan masak
sangat banyak semua kebutuhan yang seharusnya untuk 3 hari kedepan aku masak
semua,aku masak sop,gulai ayam,sambal tomat dan banyak lagi. Ketika ibu bangun
ibu sangat terkejut melihat hidangan yang memenuhi meja makan,dapur ruang tamu
semua aku bersihkan rumahku sangat indah dan sudah bersih seolah- olah akan
datang malaikat yang akan memberi cahaya dalam hidupku tetapi aku tak begitu
menyadarinya.
“ Ada, apa yang terjadi kok ibu jadi ndak tahu harus ngomong apa?” ibu
memanggilku Ada,hemmmm unik sih tetapi aka nyaman, ibu memang terlihat bingung.
“ Bu’ nanti akan ada yang datang sesudah bakda ahsar dan sebagian masakan sudah
Ada simpan untuk disajikan nanti “ jawabku sambil membenahi foto keluarga yang
terpampang didinding.
“Siapa?”ibu terkejut
“Akan ada yang melamarku”
Ibu terkejut bukan main dan tiba- tiba memelukku ibu pun menagis
dipelukkanku,ada rasa yang beda entah apa yang aku rasakan ketika ibu memelukku
ada rasa hangat namun juga luka yang dalam.
“Semua akan baik- baik saja,aku pun tak tahu persis tentang dia tapi biarlah
aku sekarang yang memutuskan untuk hidupku”jawabku sambil meguatkan dekapan
ibu.
Semua sudah beres ibu pun sudah sanpaikan kepada ayah dan kakaku mereka tak
banyak bicara. Mereka mungkin tahu kalou aku sudah dewasa dan belajar dari masa
lalu. Aku hanya berharap Farhan akan datang tepat waktu,keluargaku tak
mengundang tetengga atu siapapun untuk menjamu kedatang calon besan cukup
kelurgaku saja yang tahu tentang lamaran ini tak perlu diumumkan nanti saja
ketika menjelang hari H akan ada pesta dan pengunguman bahwa aku sudah menikah
dengan orang yang menurutku masih misterius jiwanya.
Tangan Yang Membawa Berkah
kenakan jilbab persegi berwarna abu- abu bunga- bunga dipinggirnya dan aku
pasangkan dengan baju blus berwarna putih yang bereliskan abu- abu dibagian
lengannya, bawahanya aku pasangkan rok berwarna putih, hari ini aku suka
memakai warna putih- putih. Waktu sudah menujukan pukul 4 sore farhan tak ada
sms atau telfon tidak bertanya alamat kepadaku, mungkin dia hanya bermain- main
kepadaku mungkin aku malu tetepi tak malu sekali karena semua hanya kakak ayah
dan ibu yang tahu kalo maslah makanan bisa dibagi ketetangga,tetepi masahnya
aku menaruh harapan walau hanya 45 %,cukup banayk sebenarnya, bentar – bentar
aku lihat HP ku tak ada berdering aku lihat ayah dan ibu sedang asik diruang
tengah entah apa yang mereka fikirkan. Sudah hampir jam setengah lima,
jantungku berdetak kencang entah apa yang terjadi fikiranku tak karuan aku
ingin meluapka kata- kata yang terkutuk namun sebisa mungkin yang keluar dari
mulutku asma Allah. Ibu dan ayah juga tak bertnya mungkin mereka anggap ini
juga hanya mainan saja. Tidak mungkin juga ada orang baru mengenal langsung
melamar.
Terdengar bunyi suara mobil berhenti dihalaman rumahku,tetapi aku tak
memghiraukan dan tak berfikir apa- apa. Aku melirik kearah jendela kamar dan
terlihat olehku mobil strada dan ada empat orang keluar dari mobil itu.
Jantungku berdetak kencang ketika seorang pemuda mengenakan kemeja berwaran
biru muda dan celana dasar berwarna hitam wajahnya sungguh berseri dan sangat
tampan Aku mengenalinya seorang wanita kira- kira umurnya 53 tahun dan seoarng
pria yang aku tafsir tak jauh beda dengan wanita yang digandengnya. ada 1 orang
lelaki lagi yang memakai seragam berwarna biru dongker aku rasa dia adalah
sopirnya.
“ Asalamualaikum”
Dengan semanagt keluarga yang baru pertama kali aku lihat itu mengucap salam
dengan kompak belum sempat aku keluar kamar dan menjawab salm ibu dan ayah
sudah menyambut Mereka jauh lebih lebih kompak dan ramah. Aku tahu jika ada
seseorang yang melihatku saat ini mungkin ia akan mengatakan wajahmu berseri-
seri dan terlihat cantik. Aku bercermin sebentar merapikan pakaianku dan sekali
lagi meyakinkan semua akan baik- baik saja. Aku keluar dari kamarku dan ikut
serta menyambut keluarga yang baru aku kenal itu aku salami mereka dan saat aku
bertatap muka dengan leleki yang mengenakn keneja biru,darahku rasanya banjir
memenuhi kota muko-muko dan jantungku berdetak sangat kencang aku pun melempar
senyum kepada keluarga yang terlihat dimataku keluarga yang harmonis.Ayah dan
ibu pun terlihat ramah dan bahagia menyambut tamunya dan mempersilahkan duduk
dengan sangat santun. Aku duduk sebentar lalu permisi untuk menyiapkan minuman
untuk mereka yang sebenarnya sudah aku siapkan dari tadi.
Dari tadi aku tak melihat kakak laki- lakiku yang tiba keluar dari kamarnya
dengan memakai baju koko coklat muda dan celana levis bahan kanvas berwarna
hitamr pasti baru selesai shalat ahsar kakaku memeng manis dan berwibawa.
Dimana pun ia berada pakaiannya selalu rapi, kemudian kakak leleki yang biasa
aku panggil mas fauz alias Fauzan menyalami keluarga Farhan dan ikut serta
bersama keluarga yang sama- sama baru ia kenal tetapi kenapa kak fauz pakai
baju koko?
Aku kearah dapur dan tiba- tiba dari arah pitu dapur ada yang mengetuk dengan
pelan dan aku buka dengan hati- hati pula,ternyata mbak Ira tetengga sebelah
rumahku.
“ Lho , sampen toh mbak” tanyaku kaget
“ Waduh tamunya jadi datang toh, tadi ibu nyuruh datang low ada tamu sekitar
jam 4tan,yo wes aku datang yoh pas tamu’ne teko” jawabnya sambil nyengir.
Ternyata ibu meminta tetenggaku untuk bantu- bantu sedikit tak apalah aku juga
sepertinya repot kalou sendirian. Tanpa basa basi ia segera membantuku
menyiapak minuman dan kue yang aku buat pagi tadi.
“ Wes,,,, sampaen kono neng ngarep,gek ndang,,ngen aku wae seng nyiapke” mbak
ira meyuruhku untuk kedepan.
“ Yo wes nak nu aku kedepan biar aku yang bawa minum nanti mbak ira nyusul
bawakan kue nya ini,terus dilemari makanan ada hidangan makan tolong siapkan
yoh mbak...entar aku balik lagi kesini” aku ngeluyur pergi sambil membawa
minuman mbak Ira mengangguk tanda mengerti.
“ Saya orang tua dari nak Farhan ini bu pak yang hendak menyambung silahturami
dam mempererat kekeluargaan” seorang leleki yang aku rasa ayah dari Farhan dan
terlihat wibawanya dan melempar senyum kepadaku saat aku menyajikan minuman
kepada mereka.lalu aku duduk disamping ibu dan sangat pas posisiki berhadapan
dengan Farhan,fikiranku jadi tak karuan. Hatiku berbunga- bunga sudah lama aku
tak merasakan prasaan seperti ini.
“Asyhadu anlaa illaha illalaahu wa asyhdu anna muhammaddarrasulluloh,kami dari
keluarga besar pak Alif, selain datang kemari untuk bersilahturami,kami juga
datang untuk melamar putri ibu bernama Suhada untuk anak kami Farhan” lelaki
yang memakai baju biru dongker mengutarakan keinginan dari pihak lelaki,hem
siapa dia ya? Tadi aku sibuk dibelakang sehingga tak tahu persis nama- nama
mereka. Jangan aku salah tafsir,bukan supir kali ya?
“ Keluarga kami sangat tersanjung dengan kedatang keluarga besar dari pak Ali,
kami sangat bahagia,kami terima dengan senang hati,namun semuanya pun saya
kembalikan kepada putri saya Suhada” ayah melirik ku dengan senyuman hangat.
“Bagaimana nak Suhada?” tanya lelaki yang aku kira supir sampai saat inipun aku
tak tahu siapa?
Sesaat semua memandangku,aku tak mampu memendang mas Farhan aku hanya memandang
Ibu ali dan Pak Ali dan memberi senyum terbaikku mereka membalas senyum yang
jauh lebih baik dan ayah mengngguk kepadaku,aku bingung dan takut.
“Maaf sebelumnya ibu dan bapak apa saya bisa berbicara sebentar dengan Mas
Farhan ?”
Semua oarang diruangan itu mengguk dan raut wajah yang aneh melihatku,biarlah
dari pada ada yang menyesal dikemudian hari.
“Mari mas Farhan kita keruang tengah sebentar”aku ajak ia dan mengikuti ku dari
belakang.aku persilahkan duduk dan kami pun berhadapan.
“Ada apa mbak Suhada? Apa ada yang salah?”
Jangan panggil saya mbak,pagil saja saya Ada”jawabku lembut ia pun tersenyum.
“Mas belum tahu kehidupan saya,kehidupan saya sangat suram,saya takut sampean
akan menyesal dan biasanya lelaki menuntut sesuatu kepada wanita,dan maaf saya
tak bisa beri itu,saya tahu mungkin saya akan menikah dengan sampean tetapi
sesudah itu sampean akan maeninggalka saya” aku jelaskan dengan sedikit
pengantar
“Maksudnya bagaimana mbak maksud saya dek Ada?”
“ Saya sudah tak virgin” jawabku dengan tenang sambil menahan rasa sesak
didada.
Aku lihat wajahnya tetap tenang dan tetap memancarkan kasih syang yang aku
sendiri bisa merasakannya begitu dalam. Wajahnya tetap dapat mentransfer energi
positif dan aku pun tetap menahan butiran air mata yang akan jatuh, aku
berusaha menahannya agar aku tak terlihat lemah dan terkesan mintak dikasihani.
Aku tak masalah jika ia akan batalkan lamaran ini toh aku juga sudah terbiasa
merasakan sakit. Aku lanjutkan kalimatku dengan dalam keadaan tenang.
“ Tak masalah buat saya jika sampean batalkan keinginan sebelum semua terlambat
dan akan ada penyesalan” aku katakan dengan tetap lembut Farhan masih tetap
diam entah apa yang ia fikirkan tiba- tiba ia menatapku tajam semakin terlihat
wajahnya yang mulus dan bersih.
“ Virgin adalah kepuasan dan tentu sangat penting dalam malam pertama bagi
pria,saya pernah bersumpah akan melakukan hanya kepada istri saya,tetapi
ternyta saya lebih membutuhkan ketulusan cinta dan kasih sayang yang akan dek
Ada berikan pada putra- putri saya nanti, itu jauh lebih penting,saya kecewa
tetapi saya akan jauh lebih kecewa apa bila dek Ada menolak saya menjadi Imam
untuk masa depan dek Ada sendiri,Allah telah mengirimkan saya untuk dek Ada
kejujuran dek Ada membuat saya semakin yakin untuk menjadi suami dek Ada saya
yakin d sayalah orang yang pertama mendengar kejujuran ini” jawabnya sambil
tetap menatapku dan matanya pun berkaca- kaca lalu jatuh butiran itu.
“Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, Rosulullah
bersabda:” janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya,sebab boleh
jadi kecantikannya akan membuatnya celaka. Dan janganlah kalian menikahi karena
hartanya,sebab boleh jadi harte akan membuatnya berlaku dzalim. Tetapi
nikahilah kerena Agamany. Sungguh ,seorang wanita yang buruk rupa dan hitam
namun agamanya baik adalah lebih baik(utama).”( diriwayatkan oleh ibnu
Majah(1859)dan baiqahi(7/80) dengan sanad yang lemah.
“ Saya sudah menjalankan istikharah ,kemudian kita sudah ta’aruf kemudian
Khitbah kemudian yang terahkir adalah sesuatu yang paling indah dan dinantikan
oleh dua insan yang hendak menyatu dalam ikatan yang penuh k
eberkahan. Sesudah shalat istikharah saat itu saya bermimpi saya pergi ketaman
yang sangat indah namun mendaki, saya dengan Adek Suhada menunggang kuda berdua
mendaki perjalanan dengan bahagia tanpa mengenal lelah dan kuda tersebut sama
sekali tak merasakan capek dan terus bejalan dengan semangatnya, saya yakin itu
petunjuk Allah bahwa saya dan Adek Suhada untuk bersama” Mas farhan mengahkiri
kata-katanya dengan senyuman yang sangat indah kata-katanya seperti embun
disaat hatiku penuh dengan kecemasan.
Aku tak tahu harus jawab apa, Farhan menangis, aku masih tetap tak percaya
dengan semuanya takut semua hanya mimpi. Allah menunjukan kuasanya dengan
mengirimkan Adam kepadaku, tak henti- hentinya hatiku bersyukur air mataku pun
jatuh dan tak mampu aku tahan lgi sekalipun gunung yang membendungnya.
“ Maafkan aku, jika aku harus menerima lamaran sampean” jawabku pelan
Adam yang ada didepanku ini tak berkata apa- apa tetapi ia tersenyum lebar dan
menarik nafas panjang seolah-olah ia telah lama menunggu jawaban.
“ Alqamdulilah, Allah maha suci dan Allah Maha besar” Mas Farhan melakukan
sujud syukur aku benar-benar terharu hatiku bahagia sekali dalam hatiku tak
henti-henti mengucapkan syukur kepada Allah kekasih hatiku.
Kami kembali keruang tamu semua keluaga terlihat khawatir,namun semua lamaran
berjalan dengan lancar, kami menentukan hari pernikahan dan Farhan pernikahan
dilaksanakn 2 minggu lagi katanya lebih cepat lebih baik.
Hari begitu cepat keluargaku menyiapkan segala kebutuhan menyebarkan
undangn,undangan tersebar dengan cepat undangan berwarna putih bersih dan
dibagian cover ada foto kami berdua mengenakn baju berwarna putih dengan
beground ungu muda, terlihat sempurna aku pandangi lelaki yang baru
menyelesaikan kuliahnya di UGM yang baru 1 tahun datang kebengkulu menjadi
dosen tetap di Universitas Bengkulu dan kedua orang tuanya menetap di jogja.
Menjelang hari pernikahan kurang 1 hari kelurga Farhan datang dengan 2 mobil
sebenarnya sudah datang 3 hari yang lalu tetapi mereka tinggal di rumah mas
Farhan yang di Bengkulu. Beruntung rumah ku cukup besar dan ada 3 kamar tamu.
Besok pagi akan ada terjadi hari besar dalam hidupku, kamarku dihias seindah
mukin rapi dan harum akulah yang menghias sendiri. Malam ini kumpulan muda mudi
dalam tradisi kami muda mudi datang membantu mendekor dan menghias semua dengan
rapi aku berbaur dengan mereka dan farhan pun mencoba mengenal berbaur dan
mudah sekali ia dekat dan akrab dengan orang-orang semua berjalan dengan
lancar. Mas Farhan dan keluarganya menginap dirumah pakdeku yang kira-kira
jauhnya 200 meter.
Menjelang pukul 21.00 aku diminta untuk cepat istirah “tak baik pengantin kok
tidur malam-malam nanti kecapean lho” begitulah kata ibu-ibu dan muda mudi aku
pun hanya tersenyum.
Aku masuk kamar dan Hpku berdering lagu Rossa ku menuggu khas sekali dengan
iramanya.
“ Aslamualaikum”jawabku
“Walaikumsalam,pengatinku belum tidur ya,,,jangan lembur-lembur ya” suara
disebrang sana mengodaku.
“ Iya Farhan Calon suamiku, farhanku juga ya jangan tidur malam2 nati ijab
kabulnya salah terus lagi..”
“ Hemmmmmm masih calon ya,jadi panggilnya masih Fahan- farhan neh?sekarang juga
lagi menghafal ijab kabul hafalan ini soalnya belum apa2 udah gemetaran,,hehe”
“ Besok pasti berubah panggilan dan benar- benar jadi suamiku hehee” jawabku
dengan malu-malu hem pasti mukaku merah2 jambu.
“Bener ya....awas lo ndak berubah,dek Ada....”
“Iya ada apa?”
“ Aku tak sabar menunggu hari essok,semoga Allah mengirim hadia-hadiah yang
indah kagi untuk Para hamba-Nya”
“ Sabar dong, mudah2an semua besok lancar,amin.ya udah istirahat yuk”
“Amin,good night my princess”
“Good night too ”
Sebenarnya aku pun tak sabar menati besok, aku lihat kebayakku yang pilihan aku
dan Farhan berwarna putih dipadukan dengan ungu muda cantik serasi dengan
jilbabnya, seragam sengan Adamku. Terimakasi Allah. Hari esok hari pertama kali
aku memulai hidup dengan seseorang yang tulus dimataku.
****
Aku berkaca didepan cermin melihat kebayak yang aku pakai aku tersenyum,Ibu perias
pengatin puas melihat riasan diwajahku.
“ Wes ayu tenan, mangklingi,,,,ayu baget koyok bidodari” kata perias
pengatinku.
Aku hanya tersenyum, pintu diketuk ternyata mas Fauz, mas ku satu- satunya yang
ganteng. Mas dan keluarga besarku memakai baju batik khas jawa mereka seragam
dan sangat rapi apa lagi mas fauz yang usianya 5 tahun diatasku. Ia masuk dan
memandangku dengan mata berkaca- kaca.
“ Ada, adiku yang paling cantik wjahmu benar- benar cantik ketika aku masuk
tadi hampi tak mengenalimu, sekarang mas mersakan kehilanganmu, mas,,,,,,, tak
lagi bisa memelukmu seperti dulu,waktumu akan habis dengan suamimu mas sayang
denganmu, jadilah istri yang baik dek, mas berharap dan sekeluarga akan
mendoakanmu yang terbaik” Mas Fauz menagis, baru pertama kali aku melihatny,
mas Fauz leleki yang selalu menguatkanku dan sekarang menagis dihadapanku.
“ mas terimakasih karena mas akan selalu menjadi mas yang paling is the best
dihati Ada, jangan sedih mas Ada akan tetap Adek maskan?” jawabku tenang.
Tiba- tiba Mas fauz memeluku dengan kuat seakan- akan aku tak kembali lagi aku
mendengar isak tangisnya,hatiku sakit melihat kakak laki2ku menangis aku
merasakan betapa sayangnya mas Fauz kepadaku ia yang selama ini menguatkanku,
sabar menghadapikuan dan melindungiku.
“ Jadilah istri yang baik untuk suamimu” ia melepaskan pelukannya sambil
menatap wajahku aku tahu mataku berkaca-kaca tetapi butran itu tak jatuh karena
aku membendung dengan hati yang tenang.aku mengangguk dan sekali lagi memeluk
kakakku yang selama ini menjadi tongkat untuk aku berdiri. Tak sadar periasku
ayah dan ibu dari tadi memperhatikan aku dan mas fauz mereka menagis, mungkin
terharu. Ibu mencium keningku dan memelukku begitupun ayah.
“ Bu’ mas fauz cengeng” aku lempar wajahku kearah mas fauz, mas fauzan hanya
tersenyum kepadaku begitupun Ibu dan ayah tersenyum wajahnya lebih sumringgah.
Ayah dan ibu keluar dari kamarku sedangkan mas fauz masih dikamarku,katanya
ingin temani aku sampai selesai ijab kabul,semakin besar simpatiku pada mas
fauzan ia sabar menuggu kekasihnya yang sedang menyelesaikan studynya di
malesya.Perias merapikan riasanku.
Banyak para tamu datang untuk menyaksikan ijab kabul,saat aku keluar dan
ditemani oleh beberapa temanku dan tentunya Mas Fauz berada disampingku
mendapingiku dan menuntunku hingga didepaan pak penghulu dan duduk disampingku.
Aku lihat Mas Farhan, wajahnya tampan sekali dan beriwibawa saat itu juga
jantungku mengeluarkan kekuatannya hingga mencapai 100001 sekala liter. Akad
nikah bejalan dengan lancar mas farhan mengucapkan akad nikah dengan sangat
lancar dan fasih. Sesudah akad nikah pak penghulu meminta sang pengantin
membaca al-quran tak ada masalah. Mas Farhan yang pertama melantun ayat- ayat
suci alquran syrat Ar- Rum ayat 21 dengan suara yang luar biasa aku dibuat
merinding dan tak terasa air mataku menetes aku semakin jatuh cinta pada Adam
yang berada disampingku ini. Setelah mas farhan selanjutnya adalah aku, tadinya
tak ada masalah padaku tetapi kenapa sekarang aku jadi gugup aku palingkan
wajahku kekanan kearah seorang adam yang kini menjadi suamiku ia pun melempar
senyum sambil mengangguk. Saat aku membacakan ayat pertama yaitu surat Ar-Rum
ayat ke 21 butiran itu datang lagi menghampiriku membawa beribu-ribu juta
kebahagian dan rasa syukur yang luar biasa, aku tetap berusa melantunkan ayat-
ayat cinta dari sang pencipta.
Ayat Ar-rum yang dibaca olehku dan Mas Farhan baca dari ayat 21 sampai 30:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
QS. ar-Rum (30) : 22
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang
hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
QS. ar-Rum (30) : 23
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat
untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari
langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
mempergunakan akalnya.
QS. ar-Rum (30) : 24
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan
iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi,
seketika itu (juga) kamu ke luar (dari kubur).
QS. ar-Rum (30) : 25
Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya
kepada-Nya tunduk.
QS. ar-Rum (30) : 26
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan
(menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah
bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. ar-Rum (30) : 27
Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. Apakah ada diantara
hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki)
rezeki yang telah Kami berikan kepadamu; maka kamu sama dengan mereka dalam
rezeki itu, kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu
sendiri? Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.
QS. ar-Rum (30) : 28
Tetapi orang-orang yang zalim mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan;
maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan
tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.
QS. ar-Rum (30) : 29
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui,
QS. ar-Rum (30) : 30
dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah
shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,”
Setelah acara mengaji selesai aku sempat melirik kearah tamu, mata mereka
berkaca dan sebagian ada yang mengusap pipinya ada yang matanya sembab ada apa
dengan mereka apa terharu dengan pernikahan ini? Aku tak tahu? Setelah akad
nikah selesai ditutup oleh doa yang dipandu oleh mas fauz,kemudian aku
bersalaman dengan suamiku dan mencium tangannya kemudian ia pun mencium
keningku. Subahanaallah.kemudian aku mencium tangan kedua orang tuaku aku
melihat ibu menagis aku memeluknya aku tahu ia menangis bahagia sekaligus
sedih, seorang gadis kecil yang dibelai tiap malam selalu bersamanya,mengadu
sakit kepadanya semua hanya pada seorang ibu kini harus lebih kuat dan .... Aku
cium tangan ayah,ayah tetap beriwibawa melihatku penuh dengan bahagia namun
wajahya pun berkaca-kaca, dengan tangan yang kasar ini engkou mencari nafkah
yang halal untuk keluarga. Mas fauz tak sanggup membendung air matanya belum
aku bersalamn dan mencium tangannya ia memeluku. Mas fauz aku mearsakan betapa
engkou sngat sayang padaku. Setelah bersalaman dengan keluaraga ahkirnya aku
dan mmas fahan bersalam-salaman dengan tamu2 yang menjadi saksi pernikahan
kami,aku melihat ada beberapa guru SD,SMP dan SMA yang mengjar aku dulu. Salah
satu guru SMA memelukku dan berbisik sesuatu padaku “ ibu mewakili teman2 ingn
mengatakan kami terharu dan sangat bahagia dengan pernikahn ini kamu dan
suamimu melantunkan ayat2 dengan sangat indah semoga selalu mendapat rahmat
dari Allah dan mjd keluarga yang sakinah mawadah wahraman” ibu Eka wali kelasku
saat aku duduk dibangki SMA kelas 10. Tak lupa aku mengaminkan doanya dan
megucapkan terimaksih.
Acara pernikan berlangsung dengan lancar tanpa kendala semua tersusun dengan baik.
Saat itu juga aku merasakan bahagia dan aku memulai sesuatu yang baru.
Merekahnya Mawar Merah
Keadaanku membaik dan aku menceritakan semua kejadian saat sang mantanku Yusuf
datang kerumah,aku ceritakan semua kepada mas farhan saat sehabis shalat isak
aku dan suamiku duduk dibibir dipanku tak bisa aku bendung air mataku saat aku
ceritakan semua cerita pahit itu, tetapi mas farhan selalu memberi senyuman
yang bisa menyejukkanku,menghapus air mataku dan memelukku. Aku tahu betul
suamiku sesungguhnya merasakan sakit dihatinya tetapi ia tak menunujukan
sakitnya dan deritanya mempunyai istri spertiku. Mas farhan hatinya sungguh
terbuat dari baja aku mengagumi suamiku,mengagumi pangeranku dan belahan
jiwaku.
“Dinda air matamu adalah dukaku,janganlah menangis semua yang terjadi sudah ada
yang mengatur. Mas tak mau melihat wajah cantikmu jadi jelek gini,mau berapa
liter lagi hayooo keluar air matanya”
“ Mas, aku sangat mencintaimu “
“Tanpa dinda katakan mas pun tahu sayang, Dinda Allah berfirman :” Hai Orang-orang
yang berfirman ,jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,sungguh Allah
beserta orang –orang yang sabar.”( QS. Al-Baqarah[2]:153). Bersabarlah istriku
Mas yakin istriku adalah wanita yang kuat”
“ Mas, maafkanlah aku jika aku belum bisa menjadi istri yang terbaik untuk
mas.”
“Sapa yang bilang?”
“Adek yang bilang Mas”
“ Kalou dinda yang ngomong mas gak percaya”
“Terus sapa yang mas percaya?”
“Yach diri mas toh dek yang bener begini Syuhada adalah tuan putriku menjadi
perhiasan duniaku istri dunia dan ahkiratku dan aku mencintainya karena Allah”
Aku pandangi wajahnya hatiku tenang dan merasa ada kedamaian, senyumnya dari
dulu selalu membuat aku semakin jatuh cinta. Aku harus menjaga cinta sucinya
menjaga mawar yang ia berikan kepadaku. Tuhan aku tak mengizinkan ada gadis
lain yang mengisi hatinya dialah suamiku yang sangat aku cintai, mencintaimu
karena-Mu. Aku tak mau melihat suamiku meneteska air mata terlalu mulia
hatinya, aku belajar ketegaran darinya. Wajah dan matanya adalah penyejukku tangan
dan kakinya adalah penguat jiwaku yang selalu rapuh ini.
“ Hemmm..... pandangan bidadariku membawa pangeran ingin segera memeluk karena
kangen nie” goda mas Farhan membuyarkan lamunanku.
“ Mas, aku beruntung sekali”
“Berutung kenapa sayang?”
“ Allah mengirimkan mas dalam hidupku”
“Berati mas yang kurang beruntung”
“Kenapa????”
“Karena mas belum peluk istri mas dari pagi tadi”
“Mas selalu membuatku takut,sini dinda peluk terus bobo ya suamiku”
“Tapi.............”
“Kenapa mas???”
Mas farhan tak menjawab ia menggendongku dan membaringkan aku dikasur dan ia
membaca doa lalu mencium keningku, doa untuk bercinta dengan istrinya aku
tersenyum dan menyambutnya dengan keiklasan aku serahkan semua kepada suamiku.
Malam ini aku sangat bahagia, terimakasih Sang Maha Pemberi kenikmatan.
****
Hari ini mas farhan ada tugas pergi seminar kecurup yaitu ke STAIN ada undangan
sebagai pembicara. Rasanya aku ingin ikut bersamanya bahkan kemanapun ia pergi.
Tapi aku punya tugas yang mesti aku kerjakan juga. Apa Aku terlalu manja denga
suamiku? Entahlah aku hanya ingin ia selalu berada disampingku karena aku
selalu merasa takut dengan kejadian 3 hari yang lalu kedatangan Adam yang tak
aku inginkan kembali. Sepertinya mas Farhan tahu kegelisahanku dan ketakutanku.
“ Dinda, Maskan cepat pulang nanti insyallah bakda ahsar mas sudah sampai
dikerajaan kita ini mas tahu tuan putri mas ini maunya dimanja teruskan” goda
mas Farhan saat usai sarapan dan hendak pergi.
“ Iya pangeranku, ingat yaan jangan lirik kanan dan kiri”
“Terus low ndak lirik-lirik gimana bawa mobil dan mau jalan toh sayang?”
“Uh lagi-lagi mas bercanda dech bidadari mas marah”
Mas farha tiba-tiba memelukku dan mencium keningku.
“Hanya engkou seorang bidadari surgaku”
“ Mas.......”
“ Apa sayang ?” sambil melepsakan pelukkanya
“ Tiap detikku aku merindukkan mas”
“ Mas tahu, jadi mas izin berjuta-juta detik pergi dulu ya sayang seminarnya
mulai jam 10 sekarang jam 7 mas gak mau telat sayang”
“ Iya mas, mas harus hati-hati lho”
Aku cium tanganya dan mencium keningnya
“Tentu, aslamualaikum Bidadariku”
“Walaikumsalam pangeranku”
Ku pandangi mobil mas Frahan hingga lenyap dari pandanganku.tak pernah terfikir
olehku bahawa aku akan mendapatkan suami seperti mas farhan Allah memang selalu
mempunyai hadiah terindah untuk para hambanya. Allah lebih tahu apa yang kita
butuhkan dalam hidup ini, aku pun sadar bahawa semua yang aku punya hanya
titipan Allah aku hanya berhak menjaga apa yang telah Allah titipkan kepada
para Hambanya. Aku mulai membatin dalam kesunyiaku,” Allah benar-benar Maha
Adil dan Maha Tahu”
Jam 10 siang nati aku ada menagjar mahasiswa semester 4, sebaiknya aku beres
rumah terlebih dahulu. Pekerjaan rumah sudah aku bereskan puas melihat hasil
kerjaku. Aku lihat jam menunjukan pukul 9. Waktuku tinggal 1 jam lagi aku tarik
handuk untuk membersihkan badanku dan lekas bersiap untuk mulai
mengajar,Mahasiswa yang menati kedatanganku untuk memberi mata kuliah Prosa.
Hari ini aku tak ada kesulitan mengajarkan mata kuliaku kepada Mahasiswaku
semua mudah ia terima mudah-mudahan mereka benar-benar paham apa yang aku
sampaikan. Jam menunjukan pukul 12 aku lagi pengen bakso yang ada dikampus, aku
pacu motorku dari Dekanat menuju kantin cukup jauh menurutku apa lagi dibawah
terik matahari yang menyengat ini.Aku pesan bakso tanpa mie, aku benar-benar
menikmati makanan yang dihadapnki ini. Seandainya ada mas farhan pasti ia akan
mengatakan “ hayo, dinda tak boleh banyak-banyak ambil cabe” Mas farhan aku
merindukanmu.
Hpku berdering tanda bunyi sms,panjang umur sekali baru aku memikirkannya
datang sms darinya benar-benar jodoh.
Asalamualikum, afwan dinda mas baru sempat bls sms,nie mas lagi ISOMA, dinda
lagi apa?jng lupa makan dan jng makan bakso terus ya,low makan cabenya jng
bnyk2 sayang.sekitar jam 2 seminarnya baru selesai, dinda yang sabar ya menanti
kang masmu ini. Jng lupa shalt ya.
Aku tersenyum membaca sms dari mas farhan tahu aja kalou aku makan bakso. Aku
bls smsnya kembali.
Walaikumsalam kang mas. Mas kok tahu ya low adek lg makn bakso? Hayo ngintip
yach? Iya kang mas dinda sabar menati,Rasanya rindu ini sudah tak tertahan lagi
ingin segera bertemu dengan suami tercinta.
Sudah tak sabar aku menunggu sang suamiku, aku benar-benar merindukannya HP ku
berdering kembali.
Bidadariku....
Aku memikirkanmu
Aku merindukanmu
Ingin segera mengecup keningmu dan memelukmu
Ibarat malam dan Allah menaburkan cahaya rembulan
Dari sekian banyak bidadari hanya engkou
yang mampu menyentuh hati seoarang adam. I miss yuo syuhada.
Mas farhan memang selalu pandai membuat hati seoarng istri bahgia ia tahu
bagaimana memperlakukan seorang istri dan aku tak lupa terus mengucap syukur
atas kebahagian yang Allah berikan kepadaku.
Tak perlu menunggu lama aku kirim seuntai pesan pendek.
Suamiku....
Akulah bidadari cahaya rembulan
yang dari dekat dan jauh akan tetap indah.
Hehehe
Hidangan didepanku sudah habis,aku bayar bakso lalu aku pergi musola untuk
mengejakan perintah-Nya kemudian aku menagajar kembali pukul 2. Aku tak sabar
ingin bertemu dengan kekasih tercinta Suamiku.
Pelabuhan Cinta
Sudah menunjukan pukul 16.30 tetapi mas farhan belum juga belum datang, aku
benar-benar gelisah aku sangan merindukannya sepulang dari kampus tadi aku
menyiapkan menu sepesial untu Mas Farhan. Rumah ini benar-benar sepih tanpa Mas
Farhan. Andaikan ada malaikat kecil ditengah-tengah kami pasti kebahagianku dan
Mas Farhan sangant lengkap, walau Mas Farhan tidak banyak menuntut atau
memburu-buru untuk mempunyai anak,tetapi sungguh aku tahu jauh dilubuk hatinya
yang paling dalam mengingikan Malaikat kecil. Aku malu pada diriku sendiri. Tuhan maafkan aku sesungguhnya
aku tak pantas berfikir dan berbicara seperti ini, seharusnya aku percaya atas
kuasa-Mu. Sesudah menikah aku langsung membina rumah tangga dirumah Mas Farhan
di Bengkulu yang terletak tak jauh dari Kampus Universitas Bengkulu. Banyak
orang mengenal jalan itu Unib Belakang. Aku pun mencoba melamar menjadi dosen
disana setelah 2 bulan menikah dengan Mas Farhan, setelah menikah rezeki datang
dari arah yang tak pernah terduga aku pun diterima menjadi dosen disana. Allah
benar-benar Maha pemberi untuk para hamba-Nya yang mau berusaha dan tak
memutuskan doanya siang dan malam.
Jam terus berputar tetapi belum ada tanda-tanda kedatangan Mas farhan, nomernya
tak bisa dihubungi selalu salah koneksi. Aku lirik jam tanganku sudah menujukan
17.30 WIB. Kemanakah Mas Farhan ? Aku merindukkannya, kenapa tak memberi kabara
kepadaku jika terlambat pulang? Apakah jalanan macet tetapi kota bengkulu tak
sepadat Kota Kajarta. Jika dikatakan jalan kota bengkulu sangat hancur tentu aku
percaya memang begitulah kenyataanya banyak jalan rusak. Pemerintahannya yang
tak berhasil atau bagaimana akupun tak tahu?
Aku tak lelah menunggu kedatangan suamiku diteras rumah, duduk sendiri
sekali-kali melihat bungan-bunga yang aku tanam 1 bulan yang lalu bersama mas
Farhan. Halaman yang cukup luas ini membuat aku bebas berfikir dan
hatiku benar-benar bebas menari. Aku tidak membutuhkan pembantu karena aku
yakin aku bisa melakukanya sendiri walau berkali-kali Mas Farhan memintaku
untuk mencari pembantu agar aku tak kecapean, berulang kali pula aku
menolaknya.
Suara mobil yang aku kenal berhenti dihalam rumah aku sangat mengenali mobil
itu, aku bahagia sekali tetapi ada juga rasa kesalku pada seseorang yang berada
dalam mobil itu. seorAng lelaki yang sangat tamapn keluar dari mobil dan
melemparku dengan senyuman kepadaku.
“ Asalamualaikum bidadariku”
“ Walaikumsalam Mas Farhanku”
Aku lempar senyuman yang terindah yang aku punya kemudian aku cium tangannya
dan ia pun memelukku,tentu suamiku sangat lelah sekali, walau hatiku kesal
karena menuggunya telalu lama tetapi tak berhaka aku marah padanya. Dengan
senyuman dan pelukkannya yang ia beri kepadaku menghancurkan kekesalanku dan
kejenuhannku.
“ Maaf dinda suamimu ini telambat pulang karena tadi mas berhenti di Masjid
untuk shalat ahsar sambil istirahat sebentar, takut nanti tak terkejar shalat
ahsar ingin menghubungi tetapi Lihala Hp Mas drop” Mas farhan menunjukan Hpnya
yang sudah tak bernyawa lagi sepertinya ia tahu apa yang akua rasakan hingga
tanpa aku tanya ia memberi penjelasan padaku. Aku merasa bersalah padanya
kenapa aku merasakan kekesalan kepada suamiku yang tak beralasan .
“ Iya mas,Adek mengerti tadi adek sempat kesal karena mas tak beri kabar. Maafi
Adek ya Mas....? “
“ Iya sayang, seharusnya Mas yang meminta maaf karena buat Adek jadi khawatir”
“ Mas selalu begitu, ya udah keburu malam mas mandi dulu udah adek siapakan
keperluan mandi, harus mandi pakai air hangat biar mas gak sakit tue nantinya”
“ Terimakasih Istriku” lagi-lagi Mas Farhan melempar senyum terindahnya
kepadaku.
Mas farhan terlihat lebih fresh setelah mandi memakai baju kaos yang berkerah
berwarna biru laut dan celana gunung pendek dibawah lutut ia pun sangat
sempurna dimataku suamiku benar-benar tampan lahir dan batin aku mengagumi
suamiku seorang. Aku ajak Mas farhan untuk Makan namun katanya belum lapar dan
menunggu usai magrib saja.
Sambil menunggu azan magrib aku dan mas farhan duduk diruang tengah menonton
acara TV sembari menikmati makanan ringan yang aku beli tadi sepulang mengajar.
Dunia benar-benar terasa milik berdua.
“ Dek, ingat gak dulu waktu pertama kali kita brtemu di benteng?” mas farahan
mengawali pembicaraan.
“ Ingatlah Mas, saat itu Mas benar-benar konyol sekali” jawabku dengan sebuah
cengiran.
“ Iya-ya Dek? Saat itu Mas ndak kenal”
“ dari itu adakan pepatah mengatakan yang mengatakan.....”
“ Biar mas yang melanjutkan, tak kenal maka ya tak ajak kenalan toh”
Aku tertawa mas farhan pun melepaskan tawanya.
“ Emang mas tue lho!!!”
“Emang kenapa sayang?”
“ Emang Sule” jawabku melepar cengiran
“ Kok bawa-bawa Sule, ganteng mana Mas dengan Sule?”
“ Ganteng Sule lah Mas”
“ Masak sieh dek?”
“Iya beneran ganteng sule kok mas”
“ Kok bisa ya dek?”
“Kalo gak bisa ya...dibisa-bisakan toh Mas”
Mas Farhan tertawa melihat jawabanku yang asal jawab saja,kemudian menarik
hidungku dengan sepontan aku pun kaget.
“ Emaaaaaaaassssss....” aku bereteriak kesakitan kemudian glitikin badannya
sekanaknu.
“ Ampun-ampun, gak ulangi lagi kalao ndak lupa” jawabnya sambil tertawa lepas.
“ Rayu aku dulu biar berhenti klitikannya” jawabku sambil meneruskan
pekerjaanku yaitu menggelitiki badannya.
“ Iya ya,,sayang mas tarik hidungnya biar gak kayak sule” jawabnya sambil
menarik lagi hidungku.
Aku kelelahan sendiri ahkirnya aku ahkiri pekerjaanku itu. Kami saling
berpandangan, dan terseyum kemudian Mas farhan Mencium keningku, kebahagian itu
menghapiriku lagi. Terimakasih Allah.
Azan magrib berkumndang,aku dan Mas Farhan memenuhi panggilan Allah untuk
menjalankan Ibadah shalat magrib. Shalat bersama seperti biasanya dikamar yang
luas dan wangi, wangi dengan kebahgian aku dan Mas Farhan.
Mas Farhan menjadi Imam, suaranya yang melantukan ayat-ayat penuh dengan
kekhusukan. Seusai shalat Mas farhan memimpin doa, suaranya begitu jelas
terdengar olehku suaranya sedikit parau, aku tahu ia menangis dalam doanya.
Aku pun larut dalam doa-doanya aku mengagminkan setiap butiran yang terangkai
dengan rapi dan dipersembahkan kepada Allah agar mengabulkan doa-doa seorang
Hamba yang tak lepas dari dosa.
Dan diahkir kalimat membuat hatiku menangis dan rasa syukur yang bertubi-tubi
mas farhan menutup kalimatnya dengan kalimat” Allah terimakasih Engkau telah
mengirim perhiasan dunia dan Bidadri surga kepadaku, Istiriku”.
********
Sesudah shalat magrib mas Farhan melakukan rutinitas bersamaku yaitu mengaji
walau hanya beberpa ayat. Kemudian ia memberi kemesraan lagi padaku setiap
waktu memelukku dan mencium keningku. Seakan-akan itu adalah kewajiban
untuknya.
Sesusai sahlat aku menuju kedapur menyiapkan makan malam kami berdua, walau
dirumah yang cukup besar ini hanya berdua dengan mas farhan aku selalu merasa
damai dan tersa tak sepih jika ada Mas farhan. Rumah ini adalah surga.
Saat aku menyiakan makanan dimeja makan dari belakang ada yang memelukku. Tentu
aku tahu siapa orang itu.
“ Udah siap sayang?”
“Udah dong...” ku jawab sambil memutar badan.
“ Ya...udah ayok makan dulu,mas gak tahan lihat menu didepan mas nie yang udah
diracik dengan segenap cinta dan kasih sayang” sekali lagi mencium keninggku
dan melepaskan tanganya dari pinggangku.
Aku melihat mas Farhan menikmati masakanku dan sekali-kali memuji masakanku.
Setiap pujiannya aku balas denga senyuman.
Seusai dinner dirumah dengan kekasih tercinta. Kami santai sejenak diruang tamu
obrol-obrolan kecil terjadi.
“ Dek, keluar sebentar yuk..?”
“ Mau kemana Mas?”
“ Kita kepantai Tapak,rasanya dah lama ndak kesana adek mau?”
“Yes of cuorse, adek siap-siap dulu ya”
“ Gitu saja dah cantik apa lagi kalau dandan ya?”
“ Mulai kan gombalnya”
Aku ngeluyur kekamar mengganti
pakainku, sebenarnya memakai baju tidur seperti ini tak masalah tetapi alangkah
baiknya mengganti pakian yang buat suami semakin PD membawa kita. Aku kenakan
jilbab berwarna coklat muda,dengan baju berwarna ungu muda berpadukan Rok
berwarna coklat muda pula. Tak lupa ku bawa ponselku dan dompet yang kebetulan
berwarna coklat muda juga. Sepuluh menit kemudian aku keluar dari kamar, Mas
Farhan menuggu dengan sabar, ku lihat ia berpenampila begitu saja kharismanya
sudah terpancar dengan jelas.Mas Farhan berdiri dan menyambutku dengan
senyuman.
Malam ini begitu cerah bulan diatas sana memancarkan cahaya yang begitu indah,
Mas Farhan membawa mobil dengan sangat santai aku pun menikamati perjalanan
malam ini. Mas Farhan sengja tidak memilih jalan pintas daerah Kampung katanya
ingin menikmati jalan-jalan malamnya bersamaku ,saat dilampu merah Simpang lima
tak tepat didepan mobil tak sengaja aku dan mas farhan melihat motor Byson dan
sepasang pemuda pemudi bergoncengan dengan sangat mesra. Pemudi itu mengenakan
pakain yang sangat ketat sehingga sangat terliahat jelas setiap lekuk tubuhnya
bawahannya mengenakan celana pendek diatas lutut rambutnya dibiarkan terurai.
“ Menurut adek kaum hawa dan adam didepan sudah menikah belum?”
“ Sepertinya belumlah mas”
“Dunia benar-benar sanagt dekat dengan kiamat ya dek?”
“ Iya mas, kiamat ndak pernah menjauh dari kita”
Lampu hijau menyala tanda pengemudi segera melanjutkan perjalanan. Disepanjang
perjalan aku dan mas Farha asik mengobrol dan bercanda ria. Mobil memasuki
pantai panjang didaerah itu terdapat Bengkulu Indah Mol(BIM), dipingir-pingir
jalan banyak sekali pedagang kaki lima menjual makanan dan banyak pemud pemudi
bercanda gurau ada yang berduan alias berpacaran. Mas Farhan memakirkan
mobilnya tepat didaerah kawasan belakang benteng malborugh.kemudian kami turun
dari mobil, Mas Farhan menggandeng tanganku dengan mesra kami memilih tempat
duduk yang menghadap kearah laut,kursi yang hanya cukup untuk 2 orang saja dan
meja kecil didepannya,kemudian seoarng penjual menawarkan dagangnya, Mas
Farhan memesan minuman Sarang burung walet dua dan pisang bakar dua. Ciri khas
makanan ditapak adalah jagung bakar dan pisann bakar dengan berbagai rasa.
Diseblah tempat duduk kami ada 2 insan yang asik mengobrol dan bermesra-mesraan
mereka sangat dekat sekali ternyata dua insan itu yang aku dan mas farhan lihat
dilampu merah tadi. Tak ada penerang di sini yang ada hanya cahaya bulan
menerangi muka bumi ini.
“ Mas.......kita jadi kayak orang pacaran ya?” tanyaku melempar senyuman.
“Iyalah, harus seperti itu dan selalu seperti itu, kita pacaran sesudah menikah
jauh lebih nyaman toh mas juga ndak mau jauh-jauh dari kamu ”
“ Apa lagi adek mas, 1 detik aja gak ketemu mas rasanya adek cemburu oleh
waktu”
“Hemmmm,,,,ada yang merayu nie, istriku lebay dot com”
“ Kok lebay sih mas, ini jujur seko ati seng paling jeru”
“ Yo wes aku percoyo yoh...” jawab mas farhan sambil tersenyum.
Kami yang asik mengobrol dan bercanda dimalam yang indah ini.datang dua orang
pengamen, membawa kan lagu yang berjudul JODI lagu wali, sama sekali tidak
cocok dengan suasana hati. Mas farhan pun memotong lagu itu.
“Maaf mas..mas boleh saya pinjan gitar “ tanya mas Farha pada dua pengamen itu.
“ Boleh saja mas, tapi nanti kami Cuma ada 1 gitar sedangkan kami mau
melanjutkan ngamen kami.” Jawab pengamen itu dengan nada serius
“Kita ngamen berdua bersama tetapi disini saja,duduk lesehan kita
bergitar-gitar bersama” suara mas farhan terdengar dengan jelas dan lembut.
Sejenak kedua pemuda itu berdialog berdiskusi, predidksiku mereka masih sekolah
dan umurnya sekitar 14/15 tahun.
“Oklah Mas,kami mau kebetulan kami juga sudah lelah, dari sebelum ahsar tadi
ngamen terus” pemuda yang badannya kurus memtuskan untuk bersama kami.
“ Ya udah kita duduk lesehan aja disini, sama-sama kita menyanyi, tetapi
sebelumnya , saya mau tanya dalam 1 hari kalau ngemen dapat berapa dik” tanyaku
saat mereka memberi gitar pada suamiku.
“Gak tentu mbak,kadang 30 ribu,kadang ya Cuma 10 ribu itupun bagi dua, lumyan
untuk uang jajan” jawab pemuda yang satuya lagi badannya berisi dan tinggi.
Kami duduk lesehan membentuk lingkaran, semua orang yang berada disekeliling
kami tertuju pada kami Mas Farhan pun memesan minuma dan makanan ringan lagi
untuk mereka.
“ Dinda kita nyanyi apa nie? “ tanya Mas farhan
“ Apa ya....?”
“ Nyanyi lagunya irwansyah dengan Acha aja mbak” sahut pengamen itu.
“ Boleh juga tue” jawab mas farhan
“ malu mas, suara adek jelek”
“ Coba dulu sayang”
“ Iya mbak coba dulu, biar pacarnya tambah sayang” sahut pengamen yang kurus
“ Memang kami terlihat pacaran ya?” tanya mas Farhan sambil nyengir
“Iya, mesra banget gitu, beruntung dapat pacar cantik seperti mbak ini, maaf
lho mabak tetapi biasanya orang berjilbab jaga sikap lho tidak pacaran jaga
pandangan tetapi zaman sekarang dah beda ya mbak?”
Aku dan mas farhan hanya tersenyum mendengarkan penjelasan mereka.Tidak
menyangka ternyata mereka selalu memperhatikan pengunjung yang datang ke Tapak
Padri ini.
“ Sebelum nyanyi, kita kenalan dulu ya. Kenalin saya Farhan dan ini istri saya
namanya Suhada” mas farhan menjelaskan kepada mereka,mereka pun terlihat kaget.
“ Oh suami istri,,heheh maaf mas,mbak” jawab mereka malu-malu.
“Kenalin saya Ansori” lelaki yang agak kurus itu mengenalkan dirinya
“Kalau saya Sodiqin “ pengamen tinggi besar itu menyahut.
“ Senang sekali bisa bertemu Ansori dan Sodiqin” jawabku dengan sumringah
“ Kami berdua jauh lebih senang mbak, soalnya selama saya ngamen gak da tue
yang ngjak kami seperti ini, mbak dan suami mbaklah yang pertama,iya gak bro?”
jawab Ansori dengan polos
“Betul banget mas, kadang-kadang dicuekin habis, dimarah-marahlah,
dihinalah,pokoknya banyak banget kalau yang lagi pacaran mukin karena biar ia
dipandang baik gitu ma ceweknya lumayan dapat uangnya tetapi kebanyakan yang
berjilbab pacarannya seperti tidak berjilbab,iya gak cuy?” Sodiqin bertanya
kembali pada Ansori dengan wajah meyakinkan
“Itu betul juga, berjilbab tapi pakainnya itu kadang-kadang lebih seksi dari
yang tak berjilbab” jawab Ansori
Aku dan Mas Farhan menjadi pendengar cerita mereka, kami hanya tersenyum dan
menganggukkankepala tanda mengerti apa yang mereka maksud. Mereka seperti
bertemu dengan muara dan menumpahkan segala unek-unek selama menjadi pengamen.
“ Cari duit ternyata susah ya mas?” tanya sodiqin
“Ya begitu seperti yang kalian rasakan ,pengalam yang menarik dan bisa menjadi
pelajaran untuk kita semua,yang penting dalam mencari rezeki harus sabar,iklas
dan jangan banyak mengeluh. Harus selalu berdoa dan berusaha, walau orang lain
bermuka masam pada kita,kita kudu tetap tersenyum dengan iklas” jawab Mas
Farahan.
“ Susah mau senyum mas” jawab Ansori sepontan
“ senyum yang Engkau berikan kepada saudaramu adalah sedekah
bagimu”,diriwayatkan oleh Bukhori dan At-Tarmidzi, apa kalian tetap gak mau
sedekah juga?”
“ Wah, betul juga tue, lain kali kami mau senyum kepada semua orang biar jadi
ahli sedekah senyum” jawan Sodiqin
“ Asal jangan senyum-senyum sendiri saja Qin, nanti dikira,,,” Belum selesai
aku meneruskan kalimat Ansori memotong.
“Dikira Sarafmu banyak yang Konslet”
Kami semua tertawa seolah-olah kami sudah lama kenal.
“Udah-udah,jangan tertawa kencang-kencang karena itu sebagian dari sifat setan”
sahut Mas Farhan.
“Iya nich sampai lupa kalau mau nyanyi ayok mas,biar saya yang gitar mbak dan
mas duet” Jawab Ansori
“Lagu My Heart ya?” Jawabku
“ Iya sayang kita sama-sama “,jawab Mas Farhan
Ansori memainkan gitar dengan lancar Aku dan Mas Farhan pun dengan lancar
menyanyikan lagu My Heart. Tak peduli bagaiman suara kami dan tak peduli orang
disekeliling kami memperhatikan keberadaan kami.
My Heart
Di sini kau dan aku
Terbiasa bersama
Menjalani kasih sayang
Bahagia ku denganmu Pernahkah kau menguntai
Hari paling indah
Ku ukir nama kita berdua
Di sini surga kita
Bila kita mencintai yang lain
Mungkinkah hati ini akan tegar
Sebisa mungkin tak akan pernah
Sayangku akan hilang
If you love somebody, could we be this strong
I will fight to win our love will conquer all
Wouldn’t risk my love even just one night
Our love will stay in my heart
My heart
“Wah,,,,,,, suara mas dan mbak bagus kami jadi merasa tersaingi” sodiqin
melempar kekagumannya.
“ Alqamdulilah kalau bagus, besok pagi kami langsung rekaman didapur”jawabku
“Iya Qin dapur dirumah memang butuh rekaman” sahut Mas Farhan sambil nyengir
kepadaku.
“Hehe bagus tue mbak LANJUTKAN!!!” jawab Ansori
“Dah malam ini, kita waktunya pulang dan istirahat sekarang sudah jam 22.15”
Mas Farhan melirik jam tangannya kemudian mengambil 2 lembar uang 50 ribuan
dari dompetnya.
“ Ini untuk kalian berdua,anggap aja sedekah dari saya”
“Wah gak usah mas kami diajak gabung dengan mbak dan mas saja sudah senang
sekali jawab Ansori sambil menyodor uang itu kerah Mas Farhan
“ Ansori dan Sodiqin rezeki itu tidak boleh ditolak, ayok diterima” sahutku
“ Allah itu sayang sekali dengan kalian,yang memberi iklas dan yang menerima
juga harus iklas” jawan mas farhan sambil menaruk uang itu ditangan Ansori.
“Terimakasih banyak ya mbak mas” jawab Sodiqin dan Ansori bersamaan.
“Iya sama-sama, kami pamit dulu ya” jawab suamiku
“Asalamualaikum” ku ucapakn salam pada mereka
“Walaikumsalam,hati-hati mbak Suhada dan Mas Farhan”
Aku dan Mas farhan melempar senyum padanya begitu juga sebaliknya, cahaya bulan
yang terang menerangi senyum mereka dengan jelas. Mas Farhan membayar makanan
tadi kemudian kearah parkir mobil dengan menggandeng tanganku. Mataku terasa
berat tanda-tanda mengantuk untung saja besok mengajar jam 10 pagi.
Sesampai dirumah Aku dan Mas farhan segera mengmbil Air Wudlu menjalankan
sahalat isak berjamaah,ku tahan rasa kantuku Mas Farhan senyum dikulum
melihatku terkantu-kantuk. Selesai shalat aku lipat mekana dan sajadahku.
Kemudian kami tertidur pulas diawali dengan doa.
Khitbah
Pagi ini matahari bersinar dengan indah, seorang pemuda telah asik menyiapkan
peralatan untuk segera melamar wanita pujaan hatinya,pemuda itu ingin
bertanggung jawab atas apa yang terjadi dimasa lalunya yang sangat kelam. Kini
pemuda itu telah berubah menjadi lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab.
Diusianya yang sudah sepantasnya menikah maka ia ingin segera menikah dengan
seorang wanita bidadari surga yang selalu datang setiap malamnya dan selalu ia
hadirkan disetiap tahajudnya. Mengharap ia akan menjadi suami yang mampu
memimpin.
1 minggu berlalu saatnya ia datang pada kepada bidadari surga itu. Wajar saja
jika semua lelaki itu mengagumi pujaan hati pemuda itu,karena wanita yang
mempunyai wajah dan senyuman selalu membawa kesejukan akan didambakan setiap
orang. Pemuda itu membawa pamannya sesunggugnya ia ingin membawa kedua orang
tuanya namun 2 tahun yang lalu Allah memanggill kedua orang tuanya dalam sebuah
kecelakaan. Sang paman bingung sekali bagaimanakah melamar seorang wanita yang
sudah memiliki suami yang sah dan melamar kepada sang suami. Apa jadinya ?
pemuda itu adalah yusuf ia inginn menikahi Suhada istri farhan , Yusuf belum pernah
bertemu dengan Farhan tetapi ia yakin bahwa Farhan bisa bersikap bijak. Yusuf
memohon kepada pamannya untuk melamar suhada untuknya.
“ Yang benar saja kamu, dia itu punya suami dan sangat mustahil sekali kalou
suaminya mengizinkan si farhan itu masih hidup masih sehat walafiat coba
fikirkan lagi Suf?” sang paman berusaha membuka hati yusuf.
“ Tolong paman, kita harus mencoba terlebih dahulu lagi pula aku sudah
menyiapkan msemuanya terutama mentalku”
“Tetapi bukan maslah siap atau tidak siap,biarlah Suhada itu bahagia bersama
suaminya jangan kita usik kebahagian orang anakku,masih banyak gadis-gadis yang
siap kau pinang, jika engkau merasa pernah bersalah dan ingin menebusnya maka
doakan ia agar Allah memberi yang terbaik untuk kehidupannya sekarang dan nanti”
“Paman........ tolonglah aku” jawab yusuf dengan memelas
Sang paman tak sanggup berkata apa-apa,melihat sang keponakan menangis dan
bersujud agar menagbulkan permintaanya yang konyol itu.
Tak sanggup sang paman menahan air mata,ia mengajak yusuf berdiri dan menatap
wajah Yusuf yang benar-benar menginginkan Suhada dan tergambar seribu harapan
diwajahnya agar pamannya mau menolongnya.
“ Baiklah nak,sesudah bakda zuhur kita kerumahnya siapkan hatimu” sang paman
mengabulkan permintaan Yusuf lalu memeluknya dengan erat.
****
Di hari libur aku dan Mas farhan memghabiskan waktu berdua dirumah,bercanda
gurau yang tak akan pernah ada habisnya seperti mentari yang tak pernah lelah
menyinari dunia. Kuliah bersama suami dirumah lebih mudah mencerna Mas Farhan
berbagi pengalaman semasa kuliahnya sebaliknya,Berbicra tentang keluarga dan
sebagainya. Saat berbicara tentang keluarga mas farhan menyampaikan
keinginannya.
“ Dek mas pengen lihat ibu dan ayah diutara,sudah lama kita tak berkunjung mas
kefikiran dari kemarin sebenarnya”
“ Boleh juga mas,kebetulan tugas kuliah sudah adek selesaiakn semua,nilai
mahasiswa juga udah adek serahkan” jawabku senang
“ Bagaimana kalau hari jumat dek, mas mau merekap nilai mahasiswa ada sebagian
belum selesai”
“Ok sayang,” jawabku kemudian dengan memberi ciuman kepada Mas farhan.
“Harus dibalas nie” sahut mas Farhan
“Oh tidak bisa, suara adzan telah berkumndang saatnya shalat zuhur”
“Hufff,,,,,bidadariku curang”
“Mana ada bidadari yang curang?”
“Ya adalah”
“Mana coba?”
“Nie apa” jawab mas farhan mencium pipiku dengan tiba-tiba.
“ Memanglah mas nie, udah yuk kita shalat dulu” ajakku sambil menarik tangan
Mas Farhan.
Sesudah shalat zuhur prasaanku tiba-tiba tak enak jantungku berdetak kencang
badanku tiba –tiba lemas. Entah apa yang aku rasakan ada kebencia yang
terselubung namun aku tak tahu. Ahkirnya aku utarakan pada Mas Frahan saat ia
sedang melipat sajadah.
“ Mas prasaanku tak enak,tiba-tiba aku merasakan kebencian tapi tak tahu apa”
kataku dengan lemah
“Kenapa dinda,banyak-banyak istifar” jawab Mas Farhan berusaha menyembunyikan
kekhawatiranya.
“Entahlah tak biasnya begini Mas” jawabku lagi dengan mata berkaca-kaca.
“mungkin adek kecapean, adik istirahat dulu” Mas fahan menuntunku kebibir
dipan.
“Mukin iya ma” jawabku sekenanya.
Aku berbaring lemah bingung kenapa tiba-tiba merasakan kebencian begini. Mas
farhan memijat-mijat kakiku, ku lihat wajahnya tetap tenang senyumnya membuat
aku sedikit tenang.
“ Mas aku tak mau jauh darimu” kataku lirih
“Iya sayang,istirahat ya ini sambil mas pijetin” jawab mas farhan lembut.
Aku memandangi wajah suamiku aku berharap diwajahnya yang selalu tenang itu aku
bisa menemukan obat kegundahanku ini. Mataku mulai sayu aku pun tertidur pulas.
***
Waktu berputar tepat waktu dan tak berbuat curang sedikitpun. Terdengar
seseorang mengucap salam sembari mengetuk pintu bergegas Farhan keluar dari
kamar meninggalkan sang istri yang telah tertidur pulas.
“Walaikumsalam” Jawab Farhan sembari membuka pintu
“ Maaf, mengganggu apa benar ini dengan Pak Farhan?” Tanya seoraang lelaki
umurnya sekitar kurang lebih 49.
“Iya betul Pak,Mari silahkan masuk Pak” jawab Farhan sambil mempersilahkan
kedua tamunya itu.
Kedua lelaki itu dipersilahkan duduk dan Farhan berpamit sebentar untuk
kebelakang, ia tak tega membangunkan sang istri karena baru saja tertidur pulas
hanya untuk membuatkan teh dan menyiapkan makanan ringan untuk tamunya Farhan
merasa bisa melakukanya sendiri.
Farhan kembali keruang tamu dengan membawa nampan yang berisi 3 gelas cupi
gingseng dan 3 toples berukuran sedang berisi makanan ringan.
“ Ini pak silahkan diminum,maklum tidak ada pembantu istri tidak mau cari
pembantu”
“Waduh pak jangan repot-repot begini” Jawab lelaki muda seumur dengan Farhan
“Tidak repot kok mas , biasalah” jawab Farhan dengan melempar senyum
“Oh ya pak berarti pekerjaan rumah dan mengurus rumah sebesar ini hanya istri
Pak Farhan yang mengerjakannya?” Tanya lelaki yang lebih tua tadi.
“Iya pak, istri saya memang luar biasa” jawab Farhan
“Begini pak Farhan perkenalkan nama saya Fajri, kedatangan saya kemari
sebenarnya ingin bertemu dengan Pak Farhan dan sang istri”
“ Maaf pak kalau istri saya sedang istirahat baru saja , saya tak tega
membangunkanya,jika bisa diutarakan kepada saya akan mendengarkan dengan senang
hati dan nati akan saya sampaika kepada istri saya”
“ Baiklah , maaf sebelumnya Mas Farhan sesungguhnya ini benar-benar tak layak
dilakukan tetapi inilah sebagian dari manusia yang penuh salah, saya adalah
paman dari anak saya Yusuf lelaki yang duduk disamping saya ini, ingin melamar
istri Mas Farhan” Pak fajri berbicara dengan serius tanpa berani menatap
Farhan.
Farhan kagetnya bukan main serasa semua gunung yang ada dimuka bumi ini akan
meletus akan menumpahkan lahar-laharnya,hatinya bergemuruh ombak dalam hatinya
berusaha menghancurkan karang yang menghalanginya. Ingin sekali bola matanya
segera mengeluarkan butiran mutiara namun Ia tak sanggup ia tak ingin terlihat
lemah didepan 2 lelaki yang sangat tak pantas dan sopan ini,berulang kali ia
beristifar dalam hatinya. Apakah ia harus menjadi wali untuk istrinya? Apakah
ada hal semacam itu dalam agama?
Api cemburu bermain-main didadanya hatinya mulai takut,ia tak percaya bahwa
yang ditakuti istrinya selama ini akan menjadi sebuah kenyataanya dan akan
tertulis dalam sejarahnya. Ia mersakan pantaskah Ia marahp pada Yusuf? Tetapi
rasa dan prasaannya tak salah, Pantaskah Ia marah pada sang Istri karena masa
lalunya? Tetapu bukankah Ia sudah menerima segala kekurangan Suhada? Ia manusia
biasa bukan? Namun wajarkah semua ini?
“ Sungguh ini memang sangat tidak pantas untuk dikatakan apa lagi dibahas Pak
fajri, maaf saya merasa tak dianggap ada,namun saya juga mempunyai dua hak
yaitu menolak dan menerima,Mas Yusuf istri saya sudah menceritakn kedatangan
saudara sekitar 1 minggu yang lalu perbuatan itu sangat-sangat tidak layak,saya
sadar dan sngat percaya betul istri saya menjaga apa yang ia jaga selama ini
dan saya sangat mencintai istri saya” Farhan berusah menyembunyikan pedang
amarahnya dibelakang agar tak melukai keduanya tetap tegar dan tegas itu yang
lakukan saat ini.
“ Maafkan saya mas Farhan,inilah prasaan yang tak bisa saya bendung tapi saya
mohon pertimbagkanlah dengan Suhada saya tak tahu ini sangat menaykitkan buat
Mas Farhan,” kata Yusuf dengan Nada lirihla
“ Allah ,memberi kita kenikmatan yang luar biasa,memberi kita otak dan prasaan
tetapi bukan untuk menaykiti Mas Yusuf, insyaallah nati akan saya bicarakan
pada Isrri saya bahwa Mas Yusuf mempunyai keinginan seperti ini”
Petir menyambar-nyambar dalam hati Farhan,entah apa yang ia rasakan dengan
kedatangan Yusuf dengan maksud yang benar-benar gila. Hati nya menjadi ribut
tak karuan,benar-benar kacau badai hati menghancurkan isi dalam hatinya, ia
jadi teringat kesalahan istrinya dimasa lalu,tetapi bukankah ia sudah iklas
kenapa harus diungkit kembali dan bahkan Istrinya sudah mengatakan masa lalunya
sebelum ia menikah. Semua benar-benar diluar rencana hati. Ia pasrahkan semua
kepada pemilik hati.
Aku Bukan Wanita Berkalung Surban
Hari demi hari aku merasakn perubahan pada suamiku,ia mejadi pendiam dan
seperti kehilangan arah,bicara kepadaku hanya hal-hal yang penting bahkan
sering makan diluar tanpa mengjakku aku sangat terpukul dengan perubahanny. Ada
aksi demo ria dalam hatiku berulang kali aku mengajaknya pergi hanya sekedar jalan-jalan
tetapi ia menolak semua yang aku katakan salah.ketika aku memaska rendang
untuknya ia hanya menyicip dan lalu pergi tanpa mengatakan 1 kata pun. Aku
bertanya tentang perubahannya ia hanya mengtakan tidak ada apa-apa. Aku tahu
ada yang ia sembunyikan tetapi apa? Adakah kesalahku yang fatal selama menjadi
istrinya? Shalat masih tetap berjamaah aku sering mendapatkanya ketika shalat
malam menangis matanya sembab. Aku mulai berfikir apa karena aku belum memberi
momongan kepadanya? Hatiku mulai gelisah dan merasakn sakit melihat suamiku
tersiksa karena aku.
“ Selamat sore Mas fahanku,sedang menikmati Senja ya “ sapaku ketika Mas Farhan
duduk diteras rumah”
Mas Farhan hanya diam tanpa menoleh kerahku padahal aku berda disamping aku
berusaha tersenyum menahan kepedihan dihati,Allah kuatkan aku hanya itu yang
bisa aku lakukan. Semua jadi terasa hambar.
Aku tetap melakukan tugasku menjadi seorang istri aku menyiapkan segala sesuatu
yang dibutuhkan Mas Farhan. Aku berpuasa untuk menjaga diriku,aku tak mau setan
menguasaiku dan aku kan tetap sabar menuggu Mas fahan berubah seperti sedia
kala. Sudah 1 minggu Mas farahan berubah lebih sering pulang malam aku
menunggunya diruang tamu hingga ketiduran tak aku dapatkan Mas Fahan megnetuk
pintu ternyata Mas Farhan tidur diteras rumah.
Pagi ini aku bangun lebih awal aku bangun jam 3,aku menerjakan semua tugas
rumah menyuci baju,membereskan dapur ,memaksa ,mengepel dan sebagainya hanya
sekedar mencari kesibukan hati agar tidak selalu risau dengan perlakuan suamiku
yang berubah 180 drjat. Aku tak merasakan lelah tetapi hatikulah yang lelah jam
5 semua pekerjaan beres aku bangunkan Suamiku untuk Shalat Subuh. Ia tak
berguma apapun hanya diam lalu pergi kemasjid tak seprti biasanya.
“ Mas farhan Jika aku telah menyakitimu maafkan aku,tetapi Mas harus Tahu
bahawa yang menaykiti jauh lebih sakit dan mukin jauh lebih menderita” kataku
sebelum ia pergi kemasjid Kutahan air mataku agar tak jatuh. Mas farhan hanya
diam menatapku kemudian pergi mengucapa salam, Aku menangis dan berpasrah pada
Allah. Sudah 1 bulan aku tidak datang bulan mukin karena aku setres atau apalah
itu.
Hari ini tepat hari minggu,ingin rasanya aku ajak masa farhan pergi untuk
mencari buah-buahan rasanya aku ingin membeli banyak makanan dengan Mas
farhan,tetapi dari sejak subuh tadi Mas Farhan tak kunjung pulang sudah jam 9
pagi. Apalah yang harus aku kerjakan lagi pekerjaan rumah sudah beres. aku
melihat Al-quraan diruang tengah aku matikan TV kemudian aku mengaji air mata
itu jatuh seiring dengan ayat-ayat allah, entah sudah berapa lama dan berapa
ayat yang aku lantunkan hingga mataku sembab dan kepalaku pusing.
Rasanya aku ingin marah tetapi pada siapa? Aku ingin memeluk suamiku aku
merindukkannya,aku berbaring disofa menatap langit-langit rumahku merenungi
dengan semua yang terjadi. Mas farhan aku merindukanmu.
Aku mendengar suara langkah kaki pasti itu mas Farhan,ternyata benar Mas farha
Pulang jam 11. Akuberanjak dari sofa kemudian mengajaknya untuk makan bersama
aku senagng sekali karena Mas farhan mengiyakan ajakkanku.
“ Hari ini Adek Masa Sup untuk Mas sepesial untuk suami tercinta” kataku dengan
sumringah.
Mas Farhan hanya diam kembali dan melempar senyum kecil kepadaku kemudian ia
menikmati makananya, aku bersyukur setidaknya ia mau makan bersamaku dan mau
sedikit tersenyum kepadaku.
Sesudah makan Mas Farhan keruang kerjanya aku menyusulnya aku dapati ia sedang
bersuka ria dengan leptopnya aku beranikan diri untuk memeluknya dari belakang.
“ Mas kita pergi ke MM yuk,adek pengen banget cari buah-buahan terus kita
nonton gimana?
“Kapan –kapan saja” jawabnya singkat sambil melepaskan tanganku dari pundaknya.
Aku terdiam 1000 bahasa hatiku mulai ribut kembali. aku berdiri didepannya dan
menatapnya namun ia tak menganggapku ada ia tak menatapku tapi aku temukin ada
butiran yang jatuh dipipinya aku tak tahu kenapa dan mengapa? Aku pamit dari
hadapanya aku berlari menuju kamar ingin aku tumpahkan tangisku ingin aku
menjerit tetapi aku tak punya tenaga semua habis. Luluh lantah hatiku.
Aku benar-benar lelah,kepalaku pusing dan mual tak jelas pasti karena aku
kecapaean.hand phone Mas Farhan berdering aku lihat ada pesan masuk aku
benar-benar kaget kenapa lelaki itu menghubungi suamiku aku baru teringat
kejadian sekitar 2 bulan yang lalu.
“ Asalamualaikum Mas farhan , maaf menggagu saya mintak maaf atas tindakan saya
pertemuan kita selama ini semoga menjadi ikatan silahturami”
Jadi selama ini? Mas Farhan menyembunyikan semuanya dariku Yusuf benar-benar
gila,apa mas farhan menerima lamaran Yusuf hingga ia berubah seperti ini?
Hatinya pasti terluka dan sangat sakit aku pahami semua itu,betapa egoisnya aku
selama ini mementingkan prasaanku dan sibuk dengan rasa sakitku. Maafkan aku
Mas Farhan.
“ Mas dapat sams entah dari siapa,maaf tadi adek baca smsnya “kataku saat mas
Farhan sedang menonton TV diruang tengah.
Aku berikan HP kepada mas Farhan kemudian aku berpamit untuk pergi kemega moll
aku berharap ia menagatarkan tetapi tidak. Aku menyetir mobil sendirian aku
harus mencari kesibukanku, aku belanja banyak sekali dari tadi aku menahan
kepalaku pusing yang semakin berat. Setelah aku memborong buah-buahan dan
keperluan aku,aku pergi ke Rabbani Di Tanah Patah ingin aku belikan Mas Farhan
baju dan keperluanku juga tentunya. Seharian ini waktuku ku habiskan dengan
berbrlanja aku sempat berfikir tak biasanya aku seperti ini,tapi biarlah yang
penting aku punya kesibukan. Ku lihat jam yang melingkar ditanganku astaga
sudah jam 5 sore,aku segera pulang dan kulihat HP ku dalam tasku 25 panggilan
tak terjawab dari suamiku. Aku dihantui rasa takut pasti Mas Farhan marah
padaku segera aku menuju pulang dengan berulang kali menyebut nama Asma Allah.
Sesampai dirumah aku lihat Mas Farhan sedang asik menonton aku ucapkan salam
dengan membawa barang belanjaanku yang penuh ditanganku. Dengan rasa takut yang
luar biasa menghantui aku meminta maaf kepada Mas Farhan namun ia tak merespon
hanya diam lalu membantuku membawa barang belanjaan kedapur. Lebih baik aku
dicacimaki dari pada aku didiamkan seperti ini namun aku tak membantah ketika segera
menyuruhku mandi dan menjalankan shalat Ahsar yang waktunya hampir habis.
suamiku engkau tetap yang terbaiak bisik hatiku.
*****
Aku lihat Mas Farhan tidur pulas disampingku, aku tatap wajahnya betapa aku
merindukan tawanya dan rayuannya. Engkau tak pernah sekalipun memerahiku cukup
dengan diam sudah sangat membuat aku menderita pasti luka dalam hatimu sangat
dalam karena ulahku dimasa lalu. Butir – butiran itu mengalir lagi dipipiku ada
kebahgian yang masuk kedalam relung hatiku namun ada pula rasa penyesalan dalam
hatiku. Ku pegang tanganya yang melingkar diguling aku genggam erat-erat ku
bawa dalam tidur dan mimpi terindahku.
Telfon rumah berdering ketika aku sedang memasak didapur,kemudian aku lihat Mas
Farhan yang mengakat telfon entah dari siapa kau tak tahu.
“ Dex, jam 11 nanti kita pergi ke Utara ibu tadi telfon kita dapat undangn dari
kawan adek” kata mas Farhan denag lembut
Air mataku mengalir lagi betapa cengengnya aku ini,aku bahagia sekali mas
Farhan mulai menyapaku dengan lembut aku sembunyikan air mataku. Aku tak mau
menoleh kerahnya yang jelas hari ini hatiku berbunga-bunga lagi.
“ Iya kang Mas” jawabku.
Setelah semua beres aku segera mandi dan menyiapakanbaju mas farhan ,ku lihat
jam 7 pagi waktunya sarapan pagi. Mas Farhan terlihat sangat tampan wajahnya
bercahaya aku semkin jatuh cinta pada suamiku.
“ Mas kita makan dulu yuk,udah siap semua lho” ajaku dengan sumringah
“Iya....... Dinda” jawabnya yang membuatku semakin berbunga-bunga
Aku beranjak dari meja riasku menuju ruang makan dengan seribu semngat,semangat
yang aku dapatkan kembali setalah sekian lama ku nanti.
“Masak apa hari ini bidadariku?” tanya Mas farhan sambil memeluku dari belakang
kebiasan lama kembali terulang kebiasan yang sangat aku rindukan.
“ Coba masak apa,tebak dong mas”
“Pasti masak senyuman terindah hari ini ,iyakan dinda?”
“ Kok Mas tahu?”
“ Mas memang selalu tahu tentang Bidadari yang didepan Mas ini”
“ Iya....ya?” jawabku
“ Hem makan dulu ah...terus siap-siap kita go to air rami” jawab mas farhan
dengan nada sumringah.
Sarapan pagi ini benar-benar menyenangkan dan indah tenggorokanku yang
merindukan setetes embun tetapi Mas farhan memberi beribu-ribu embun dipagi
ini. Berulanh kali aku bersyukur dalam hati atasa kebahagian yang hadir kembali
ini. Terimakasih Allah.
Sesudah sarapam aku siapkan semua keprluan untuk pergi kerumah orang tuaku.
Buah-buahn yang aku borong kemarin aku bawa sebelum jam 11 sudah beres dan mas
Farha memutuskan untuk pergi sekarang.karena ia mengajajkuku ke Rabbani untuk
membelikan baju untuk ayah dan ibu aku mengiyakan ajakkanya. Sampai ditoko
Rabbani kami segera memilih tapi kali ini Mas farhan turun tangan sendiri
memilh baju untuk Yaha dan Ibu,2 baju beserta kopiyah coco untuk ayah dan 2
jilbab dan 1 setel baju untuk ibu tak lupa Mas farhan juga memilih Baju untuk
Mas Fauz. Mas farhan pandai memilih semau yang ia pilih aku yakin Mas fauz, Ayh
dan ibu pasti suka.
“kemarin adek beli untuk mas kan? Warnanya mas suka begitu juga
modelnya,terimaksih yan sayang” saat melihat ku memilih baju untuknya lagi.
“ Iya mas, ini juga cocok untuk mas putih bersih buat mas tambah ganteng”
jawabku
“ Ini juga bagus untuk adek” ia sodorkan gamis berwarna biru laut dibagian
lengannya bereliskan putih keabu-abuan warna yang sempunrana aku sangat
menyukai piliha mas Farhan. Aku tersenyum melihatnya.
“ Terimaksih Mas” jawabku dengan senyuman terindah yang aku pnya.
Setalah memilah dan memilih kami menuju kasir.
“ Ini isrtinya ya mas?” tanya penjaga kasir
“ Iya mbak”jawab Mas Farhan sambil memalingkan wajah kepadaku
“ Cantik sekali mas serasi sekali,Masnya ganteng Mbaknya cantik”
“Iya terimaksih mbak, oh ya berapa semua totalnya mbak?” tanya Mas farhan
“ Rp 2.300.000. mas” sang kasir memberi nota
Mas Farahan membayar dengn uang cash,kemuddian kami keluar dari toko Mas farhan
menggandeng tanganku denga mesra aku mearsa ada yang beda dari Mas Farhan tapi
sayang aku tak tahu,apakah ada yang ia sembunyikan dariku? Ah...kenapa aku
berfikir deperti ini bukankah seharusnya aku bahagia?
Dalam perjalan pulang Mas farhan selalu mengajaku bercanda hingga tak terasa
kami sudah sampai diputri hijau dan kami beristirahat di Sido Mampir sekalian
menjalankan sahalat Zuhur. Ku lirik jam tangannku jam 13.30 wah cepat sekali
kami sampai berarti tadi Mas Farhan Menyetir mobil dengan kecepatan berapa?
Semau tak terasa ketika bersama dihiasi dengan canda tawa bahagia dari sepasang
suami istri.
Setelah shalat zuhur kami memesan menu yang disajikan. Aku dan Mas Farhan
benar-benar menikmati menu yang telah disajikan. Kemudian kami melanjutkan
perjalanan.
Kami tiba di Air Rami desa tercintaku Arga Jaya pukul 15.00 WIB yang kini sudah
banyak berubah penduduknya semakin jaya dengan hasil pertaniannya yang
mayoritas karet dan sawit.
Ibu dan Ayah menyambut dengan hangat kemudian aku dan Mas farhan menuju kamarku
yang sama sekali belu berubah. Aku rebahkan tubuhku ditempat tidur yang masih
menyimpan seribu kenangan mas Farhan Tersenyum padaku melihat aku yang
memperhatikan kamarku yang sudah lama tak jumpa. Aku longgarkan otot-otot yang
tadi kaku menjadi terhibur kareana kebaikanku. Aku tertidur dan aku bermimpi
melihat mobil ambulan entah menuju kemana aku pun tak tahu siapa yang dibawa
oleh mobil itu aku menangis melihatnya aku seperti melihat diriku sendiri aku
meminta tolong kepada Suamiku tetapi tak kunjung datang untuk menghampiriku.
Aku terbangun ketika suara Azan Ahsar berkumandang aku hanya tidur beberapa
menit tetapi mimpi itu seperti nyata.
“ Lho Bu’ Mas Farhan mana?” tanyaku ketika hendak mengambil air Wudhu dan aku
lihar ibu sedang memasak.
“ Baru aja pergi dengan Ayah karo Masmu Fauz shalat dimasjid, oh ya nduk
undangan tempat temanmu yang rumahnya di Tirta Kencana itu nanti malam
undanganya ada dimeja riasmu itu” jawab ibu sambil sibuk dengan bawang
gorengnya yang membua kepalaku pusing.
“ Oh si Fahra ya Bu? “
“ Iya ibu sampai lupa mau kasih tahu kamu”
“ Iyalah bu kebetulan pas aku pulang , nanti malam berangkat sama-sama Bu’”
“ He-eh,yo wes gek endang Ahsar”
“Injeh Bu’” jawabku sambil ngeluyur kekamar mandi”
****
Sesudah shalat magrib Aku sampaikan pada suamiku bahaw kami mendapat undangan
pernikahan Farah ahkirnya Mas Farhan memintaku untuk bersiapa-siap untuk
berangkat kepernikah Farah.
Dalam waktu 30 menit kami sekelurga sudah siap diruang tamu. Mas Farhan
terlihat sangat tampan dengan baju batik berwarna merah hati dan kebayaku
berwarna merah hati dengan sedikit motif bungan berwarna hitam.
“ Mas fauz,mana Mbak Zuranya??? Masaka gak ada pasangannya?” godaku ketika
hendak berangkat.
“ kamu tue sukanya ngeyek Masmu aja,nanti kita mampir rumahnya kan ngelewati
tue jadi ajak bareng boleh toh demi adek Mas yang paling elek? “ tanya Mas Fauz
sambil nyengir
“Lho Mbak Zuranya pulang toh Mas?” sahut Mas Farhan
“ Iya, sekitar sebulan yang lalu” jawab Mas farhan
“ Mas Fauz saja yang bawa mobilnya aja low gitu ya?” tanyaku pada Mas Farhan.
“ Siiippp,kebetulan Mas juga ndak tahu rumah yang mau nikah uang mana” jawab
mas Farhan sambil menyerahkan kunci mobil dengan Mas Fauz.
Mobil melaju menuju kerumah calon istri Mas Fauz,sekitar 1 bulan lagi mereaka
akan melangsungkan pernikah.
Sesampai dipesta sambuatan hangat dari tuan rumah, aku merasa semua mata yang
ada dipesta tersebut memperhatikanku dan suamiku.
Kami duduk menikmati hidangan yang disajikan oleh para pemuda pemudi yang
laden(dalam bahsa jawa) aku melihat temanku Farah terlihat serasi de3ngan
suaminya. Sekitar 10 menit kami duduk pembawa acara organ tunggal Yal Music
memanggil nama Mas farhan yang akan membawakan lagu. Aku kaget bukan main mas
farhan akan menyanyi? Aku lihat Mas farhan nyengir kepadaku aku balas dengan
senyum yang tak mengerti. Mas farhan menuju panggung, sebelum melantunkan lagu
mas farhan mengucapakn selam pada sang pengantin.
Aku melihat mas Farhan meminta gitar pada pemain musik entah dari mana gitar
listrik ia dapatkan setahuku memang Mas Farhan pandai menyanyi dan bermain
gitar. Mas farhan menyanyikan lagu Lovarian yang berjudul Perpisah Termanis.
Bila nanti kita berpisah
Jangan kau lupakan
Kengan yang indah
Kisah kita
Jika memang kau tak tercipta
Untuk ku miliki
Cobalah mengerti
Yang terjadi
Bila mungkin memang tak bisa
Jangan pernah coba memaksa
Tuk tetap bertahan
Di tengah kepedihan
Jadikan ini
Perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang Waktu
Semua berakhir
Tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu
Semoga kelakkan kau temukan
Kekasih sejati
Yang kan menyayangi
Lebih dariku
Bila mungkin memang tak bisa
Menyatukan perbedaan kita
Dan tetap bertahan
Ditengah kepedihan
Jadikan ini
Perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang Waktu
Semua berakhir
Tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu
Suara Mas farhan benar-benar sempurna Permainan gitar dengan sedikit music
lembut dari Yal Music membuat menjadikan semakin sempurna lagu Lovarian. Aku
tersenyum bangga selain pandai mengaji suamiku bisa menyanyi dengan suara
emasnya semua tamu terpaku dengan suamiku.
“Jika diizinkan saya ingin mengajak berduet istri saya Suhada untuk bernyanyi
bersama” sahut Mas farhan dengan pengeras suara.
Lagi-lagi aku dibuat kaget dengan Mas Farhan,semua mata tertuju kepadaku
seolah-olah mendorongku untuk naik kepanggung dan berduet bersama sang suami.
Aku lihat sang pengatin Farah yang sedang duduk disinggasana pengantin
melihatku tersenyum dan memintaku untuk memenuhi panggilan mas farhan.
“ Ayo....dek sana maju “ bisik Mas Fauz.
Kemudian aku berdiri dan menuju kepanggung memenuhi permitaan suamiku,panggung
yang memakai tangga membuat mas farhan menyambutku selayaknya cinderela aku
merasakan bahagia sekaligus grogi.Mas farhan berbisik padaku bahwa lagu yang
akan dinyanyikan berjudul Bunga-bunga Cinta(dude dan Asmiranda).
tak pernah terlintas di benakku
saat pertama kita bertemu
sesuatu yang indah tumbuh dalam gundah
harum dan merekah
** tulus hatimu buka mataku
tegar jiwamu hapus raguku
membuncah di hati harapan dan suci
menyatukan janji
reff:
bunga-bunga cinta indah bersemi
di antara harap pinta padaNya
Tuhan tautkanlah cinta di hati
berpadu indah dalam mihrab cinta
repeat **
repeat reff
repeat *
memboncah di hati harapan dan suci
dalam mihrab cinta
* tak pernah terlintas di benakku
saat pertama kita bertemu
sesuatu yang indah tumbuh dalam gundah
harum dan mereka
** tulus hatimu buka mataku
tegar jiwamu hapus raguku
membuncah di hati harapan dan suci
menyatukan janji
reff:
bunga-bunga cinta indah bersemi
di antara harap pinta padaNya
Tuhan tautkanlah cinta di hati
berpadu indah dalam mihrab cinta
repeat **
repeat reff
repeat *
memboncah di hati harapan dan suci
dalam mihrab cinta
Lagu itu adalah lagu kebangsaan dirumah tangga kami,aku dan Mas farhan sering
karokean dirumah menyanyikan lagu itu. Musik mulai mengiringi lagu Bunga-Bunga
Cinta.lirik pertama aku senandungkan dengan lembut tenpa terasa air mataku
mengalir entah apa yang terjadi aku benar- benar menikmati semua ini tatapan
Mas farhan menguatkanku. Aku lihat Tamu undangan semakin ramai dan semua orang
yang hadir tersenyum bahagia entah apa yang mereak fikirkan.lirik demi lirik
kami lalui sambutan tepuk tangan meriah dari para tamu undangan didepan mata
kami aku kaget bukan main rasanya baru kali ini aku melihat kejadian seperti
ini.
****
Dua hari kami dirumah Ibu dan Ayah sangat mengesankan kami habisakan waktu
bersama dan alqamdulilah Ayah,Ibu dan Mas Fauz senag melihat Baju yang
dibelikan Oleh Mas Farhan semua benar-benar menyenagkan. Ahkirnya kami berpamit
untuk kembali kebengkulu. Waktu libur semester juga sudah hampir habis. kami
berpamitan pulang Ibu memelukkan dengan kuat aku masih merasakan kasih sayang
yang luar biasa dari Ibu dan Ayah begitupun Mas fauz. Mas Farhan memeluk Ayah
dan Ibu selayaknya Ibu dan Ayahnya sendiri aku merasa bahagia namun juga ada
yang merasa ganjal dari diriku sendiri.
Dalam perjalanan aku dan Mas farhan seperti biasa berbagi cerita dan diselingi
canda tawa perjalan kami sudah sampai Di daerah pamor Ganda aku terfikir ingin
menceritak mimpiku kemarin yang tak sempat aku ceritakan saat itu belum sempat
aku menceritakannya lagi tiba-tiba sebuah mobil truk membawa sawit menyerempet
Mobil kami dari belakang dari depan ada mobil angkutan umum kemudian menabrak
mobil kami, Aku mendengar Mas farhan berteriak Allah Hu’akabar sambil melepas
setir mobil kemudian memelukku semua terjadi begitu saja aku merasa hangat
dalam pelukkn Mas Farhan dan semuanya terasa berat dan gelap.
Aku terbangun aku lihat disekelilingku semua berwarna putih dan berbau obat
yang membuatku mual dan aku melihat Ibu menagis disampingku,aku melihat tubuhku
baik-baik saja kemudian aku teringat kejadian yang sangat mengerikan itu.
“ Bu’ Mas farhan mana??” tanyaku dengan lemah.
“ Ada Suhada suamimu sedang istirahat” jawab Ibu menatapku begitu dalam
“ Aku mau ketemu bu’” jawabku dsambil tersenyum
“ Iya nanti kamu juga ketemu,sekarang jaga kandunganmu yang mau masuk 3 bulan
ini” jawab ibu dengan sepuah paksaan tersenyum
“ Apa 3 bulan bu? Aku hamil ya bu?alaqamdulilah pasti Mas farhan bahagia
mendengar kabar ini bu’” jawabku dengan antusias
“Iya sayang,pasti suamimu bahagia sekali” jawab ibu sambil menegelus –elus
keningku
“Mana mas farhan bu?aku ingin peluk dan memberi kabar bahagia ini” tanyaku
sambil mencoba bangun dari tempat tidurku namun kepalaku tersa berat.
“Sabar sayang, suamimu ada disampingmu dibalik horden ini” jawab ibu sambil
menunjuk horeden berwarna Biru laut. Kemudia aku bangun dituntut oleh Ibu untuk
melihat Mas Farhan. Aku kaget bukan main suamiku dikelilingi alat bantu
pernapasan dan alat –alat lainnya. Matanya terpejam namun aku mencoba tersenyum
dan mendekatinya berbisik sesuatu ditelinganya” Suamiku, kita akan punya
Momongan” butiran itu jatuh kepipiku,berlahan-lahan mata Mas Farhan terbuka dan
tersenyum padaku.
“ Mas bahagia bidadariku,sangat bahagia jaga ia dengan baik” suara mas Farhan
sangat lirih dan pelan namun aku masih dapat mendengar dengan jelas.
“Iya mas, Mas segera sembuh ...” kuberikan senyuman terbaikku walau air mata
terus mengalir.
“Jan...jangan menangis,bidadariku terlihat jelek” Mas Farhan mencoba
tersenyum.n
Segera ku peluk ku cium keningnya,aku genggam tanganya begitu dingin aku merasa
akan ada yang datang air mataku semakin deras membajiri pipiku. Aku begitu
merasakan takut ku lihat Ayah,Ibu dan Mas Fauz aku berharap mereka bisa
menolong kami berdua namun hanya air mata yang aku temui dan tatapan kasihan
padaku.
“ Mas bertahanlah..” Lagi-lagi ku melihat ia tersenyum kepadaku
Dengan suara sayu-sayu terdengar kalimat sahadat dari bibir mas farhan aku
tatap matanya kulihat gerakkan bibirnya, Aku berusaha kuat dan tegar.
Berlahan-lahan mata indah yang salalu kulihat dan menggodaku setipa saat
tertutup dan tak pernah terbuka lagi didunia ini. Bibir yang indah itu kini akn
diam seribu kali diam tak lagi aku dengar kata-kata “ Bidadariku” Dindaku”.
Semua tinggal kenangan bersama Mas farhan,kenangn indah. Allah aku Iklaskan ia
pergi walau begitu berat untukku suatu saat engkau akan mempertemukan kami
ditempat yang paling indah yaitu Surga.
******
Rumah ini sangat sepih terasa berat aku jalani tetapi aku harus tetap bertahan.
Aku duduk diruang kerja Mas farhan kulihat Agenda berwarna Putih Tulang ku buka
lembaran pertama ad foto kami berdua dan bertuliskan “ Bidadari Surgaku”.
Lembaran kedua
Sebuah lagu yang pernah kami nyanyikan saat pernikhan kami dan saat itu ia
mencium keningku diatas panggung. Kristal itu jatuh lagi kepipiku yang tak
pernah letih menampung butiran kristal itu.
Arga Jaya, 04 Juli 2011
Bersaksi cinta di atas cinta
Dalam alunan tasbihku ini
Menerka hati yang tersembunyi
Berteman di malam sunyi penuh doa
Sebut nama-Mu terukir merdu
Tertulis dalam sajadah cinta
Tetapkan pilihan sebagai teman
Kekal abadi hingga akhir zaman
Istikharah cinta memanggilku
Memohon petunjuk-Mu
Satu nama teman setia
Naluriku berkata
Di penantian luahan rasa
Teguh satu pilihan
Memenuh separuh nafasku
Dalam mahabbah rindu
Di istikharah cinta
(SIGMA)
Bidadari suatu saat entah kapan dengan waktu
yang tak terhitung aku menunggumu disurga.
Aku mencintaimu SUHADA[ Farhan]
Ku buka lembaran berikutnya yang semakin buat aku tak kuasa menahan kebahagian
tak kuasa menahan rinduku pada Almarhum suamiku Farhan ingin rasanya segera ku
peluk ia ingin aku katakan bahwa aku bahagia selama dengannya dan ingin ku
katakan maaf padanya atas semua kesalahanku yang belum sempat membahgiakannya.
Tertulis sebuah 2 nama indah .
“Maria Alya Al-Syfa”nama untuk bidadari
kecilku nanti dan untuk pemimpin kecilku nanti
“Hizzfar Al-Aziiz” kami menantimu
dengan penuh kesabaran
dengan hari2 penuh Anugrah bersama bidadari surgaku.
Istriku..yang selalu menemaniku dalam mengarungi lautan hidup,
engkaulah yang akan menjadi sandaran saat ragaku letih dan bersedih,
engkaulah yang akan membantuku untuk
menjadi seorang Ayah yang paling berbahagia,
engkaulah yang akan menemaniku disaat usiaku telah senja,
dan engkaulah yang akan menjadi tempat
untuk aku mencurahkan seluruh perasaan hatiku.
Sungguh aku selalu merindukanmu dalam diamku.[Farhan]
Adakah nikmat kehidupan yang lebih mulia dan sangat indah dari pada cinta yang
telah direstui Allah dan para Rosulnya? Seluruh isi dunia pasti ikut bahagia
menyaksikan kehidupanku selama ini bersama suamiku. Tetapi dengan sekeping hati
yang aku punya sekarang aku harus memperjuangkan sendiri kehidupanku dan buah
hatiku,namun dengan sekuat tenaga akan ku jadikan buah hatiku nanti dengan
segenap kasih sayang menjadi anak-anak yang soleh.
Tuhan namun hati ini begitu merindukan Mas farhan,tak terdengar suara-Mu,tetapi
aku mengerti Tuhanku kenapa Engkau diam karena aku hanya hamba yang lemah yang
tak bisa menjaga apa yang harus aku jaga selama hidupku dimasa muda yang tak
kuasa menjaga sentuhan dari yang bukan mahram sehingga saat itu Engkau enggan
bicara padaku. Namun salahkan aku jika hamb-Mu ini berharap Engkau akan
mendengarkan dan mengabulkan doaku? Aku hanya ingin menangis karena
dosa-dosaku, kirimkan seberkas cahaya keiklsan dalam hidupku untuk menjalani
hidup tanpa ada Mas Farhan disisiku.
Ria Wahyu Nur Indah Sari
“Betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya dengan memberikan begitu
banyak kesempatan untuk menghirup kebahagian, disini aku ditempa untuk menjadi
dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu
kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan
diri ini lebih baik” itulah yang sering dikatakan oleh seorang Ria Wahyu Nur
Indah Sari yang mempunyai nama pena Ria Alya Al- Syfa lahir di Arga Jaya, 4
Juli 1991 anak bungsu dari dua bersaudara. Canda tawanya yang selalu menghiasai
setiap hidupnya. Mahasiswa Universitas Bengkulu Progaram Studi pendidikan
Bahasa Dan Satra Indonesia memasuki semester lima ini mempunyai banyak hobby
salah satunya membaca. Ia menuangkan ide-idenya dalam Novel “Istikharah Cinta”.