Selasa, 12 November 2013

Untukmu.... Malaikatku...




Masih sempat kulihat kalian ketika kalian tersenyum...
Aku masih ingin mengabadikan momen itu...
Aku masih ingin membuat kalian tersenyum lagi...

Hari ini kulihat kalian sedang menghabiskan waktu berdua...
Bercengkrama di ruang keluarga kita...
Tak sempat ku perhatikan berapa kali kalian mengajari aku arti bahagia...
Yang jelas... aku bahagia hingga detik ini...

Menjadikan kalian bagian terpenting di hidupku...
Dalam tidur, aku sering diam-diam memperhatikan kalian...
Mulai dari mata, hidung, bibir hingga semua gerak tubuh kalian aku hafal...
Apa jadinya aku jika aku berjauhan dengan kalian...
Apa jadinya aku ketika aku tak dapat lagi melihat kalian tersenyum...

Tubuh kalian kian renta di makan waktu...
Kini tenaga kuat kalian tak sama seperti dulu...
Bukan tak mungkin kalian akan terseok ketika berjalan kelak...

Tuhan...
Tolong ambil sebagian kebahagiaanku untuk mengganti kebahagiaan mereka yang hilang...
Berikan mereka beberapa udara penyejuk hati di setiap harinya...
Berikan mereka kesempatan untuk melihatku bersanding dengan lelaki pilihanku...
Berikan cukup umur agar mereka dapat kupeluk bersama anakku nanti...

Tuhan...
Jangan biarkan apapun menyakiti mereka...
Dalam suka maupun duka, dalam sehat maupun sakit...
Jangan pernah tinggalkan mereka ketika aku tak dapat melindungi mereka lagi...

Berikan aku kesempatan untuk menyeka setiap keringatnya...
Berikan aku kesempatan untuk menyuapi mereka makanan kesukaannya...
Berikan aku kesempatan untuk merawat mereka di masa tuanya...

Tuhan...
Aku terlalu sayang dengan mereka...
Jika kelak mereka harus menemaniMu di singgasana Surga nanti...
Berikan tempat paling indah untuk mereka disana...
Agar kebahagiaan dapat selalu menghampirinya...
Agar senyum yang aku rindukan akan selalu mengembang disana...


Ayah... Ibu....

Aku mencintaimu...

Bagaimana "kebahagiaanmu" ?





Pagi ini masih terasa sama seperti biasanya...
Belum lagi mata ini mulai berkantung akibat air mata semalam...
Aku tak menyalahkanmu walau sebenarnya aku sangat ingin menyalahkanmu...
Dalam mencintai aku memang tak pernah selalu bahagia...
Bahkan aku enggan untuk membuka kembali hatiku untuk kedua kalinya...

Namaku bahagia ketika aku mengenalmu...
Namaku cinta ketika aku selalu merindukanmu setiap malam mendatangiku...
Kini aku tak ingat sedikitpun apa itu " bahagia "
Aku terlalu lelah untuk menjadikan kau masa depanku kelak...

Memoriku sudah tak cukup untuk menyimpan kenangan kita...
Maafkan aku jika terkadang aku mengingat sedikit nama belakangmu...
Seperti apa dirimu bersama dia yang sedang bersamamu...
Apa kau juga merasakan bahagia seperti ketika aku mengenalmu (dulu) ?

Tuhan sudah terlalu baik menjauhkanmu dariku...
Tuhan tahu yang terbaik utnukku...
Kini aku tak perlu lagi mengingat tentangmu...
Kini aku tak perlu lagi menjadikanmu memori yang tak dapat ku hapus...
Aku sudah berhasil melumpuhkan segala kenangan kita..
Terima kasih Tuhan..
Terima kasih bantuanMu...

Kamis, 19 September 2013

Teruntuk mereka yang sempat ada..







Sekarang aku tau…
aku bisa mencintaimu selamanya, menulis tentangmu selamanya
tapi aku tak bisa hidup dengan bayanganmu selamanya

Semua hanya masa lalu, kan..?

Aku harus melanjutkan hidup dan berhenti memikirkanmu
Tapi kamu harus tahu, bahwa aku akan selalu mengingatmu

Mengenalmu adalah keajaiban yang tak pernah terbayangkan

Dan kini..

aku membiarkan kamu untuk berlabuh ke mana pun yang kamu mau
Karena di titik ini, aku sudah dengan pasti mampu melepaskan dan merelakan

Mari pergi dari titik ini dan cari bahagia kita sendiri..

Terimakasih dan selamat tinggal

Teruntuk mereka yang sempat ada..

Minggu, 25 Agustus 2013

Maaf jika aku menulis jarak dan waktu (lagi)





Pernah merasa terabaikan karena waktu ?
Pernah merasa terasingkan karena jarak ?
Maaf jika aku menulis jarak dan waktu yang selalu bersamaan...
Karena hidupku kini hanya lebih menyukai mengukur jarak dan menghitung waktu...
 
Ketika tak pernah ada yang sejalan dengan arah mata angin...
Aku akan tetap menemuimu disana...
Meski dalam jangka waktu yang teramat sempit...
Aku tetap menemuimu disana...
Seperti janji disaat kita bersama...
 
Cinta begitu kuat ketika kau harus mengakhiri pertemuan kita dengan senyuman...
Bukan...bukan itu yang aku maksudkan...
Aku hanya ingin berlama dan menceritakan setiap hari yang kulewati tanpamu...
Namun aku hanya bisa mencium punggung telapak tanganmu...
Aku melepasmu untuk lagi dan lagi kembali...
 
Aku bahagia ketika melihatmu diantara barisan tegap itu...
Iyaa... Bahagia...
Karena apa yang aku perjuangkan tak akan pernah sia-sia :)
 
Semoga Tuhan tak akan pernah bosan mendengar curahan hatiku disetiap ku bersujud padaNya...
Dan semoga Tuhan selalu berkenan merangkul kita meski kini, kita terhalang tembok besar ksatriaan :)

Bukan (Jarak) tapi (Kamu)






Mungkin aku tak perlu berkata " aku cinta kamu " untuk kamu mengerti
Selanjutnya terserah kamu mau menganggap apa aku ini
Ketika dirimu memalingkan wajah dan bersandar pada bahu wanita lain
Aku masih saja mengharapkanmu kembali pada genggamanku
Ahh.. munafiknya aku ini
Aku terlalu mencintai jarak dan kamu

 
Ketika suatu malam kau sempat memberikan janji setia untuk kita nikmati bersama
Aku tahu jarak memang tak mudah untuk menjadikan kita satu
Bukan... maksudku kita yang jauh ini selalu merasa sendiri
Entah komitmen apa yang sedang kita bangun
Yang jelas, hingga saat ini aku masih mengingatmu di sini (ingatanku)

 
Sayang...
Seperti apa saat ini keadaanmu, aku masih menyayangimu
Entah sedang bersama siapapun itu, aku masih menyayangimu
Aku harap penantianku tak pernah sia-sia
Meski aku harus berhenti sekarang

 
Terima kasih atas waktu 4 tahun untuk menunggumu
Terima kasih untuk perhatian semu di setiap pesan singkat kita saling beradu
Terima kasih jika selama ini kau selalu sabar bergulat dengan waktu
dan...
Pesan singkat terakhirmu...
berhasil membuatku benar-benar menyerah
Terima kasih sayang...