Kamis, 23 Oktober 2014

Dalam diamku, kau selalu ada...






Beberapa hari ini hatiku gundah memikirkan apa yg sebenarnya terjadi. Rasa bimbang dan gelisah menyelimutiku. Kontak antara aku dan diriku selalu saja hadir dalam setiap keadaan. Dua hari semenjak kejadian yg tak sengaja ku alami itu terjadi. Setiap kali kerja dan saat ku dirumah, rasa itu terus saja datang. Pola tidurku pun sekarang berubah, setiap kali sampai di rumah sepulang dari kerja, aku ingin segera merebahkan badan ini. Aku ingin bayangan-bayangan itu segera hilang dalam pikiranku dan semoga ini kan segera berakhir. Dalam dini hari, aku pun terbangun, kemudian terbayang kembali. Akhirnya kuputuskan untuk menenangkan diri ini dengan mengambil air wudlu, kemudian melakukan Qiyaumul lail.
Masih terbayang sosok wajah itu, masih terlintas sosok senyum itu. Ku rindukan kembali tegur sapa saat di gang kecil itu, ku rindukan kembali hangatnya pertemuan singkat di kota ini. Ya Allah… jangan pernah hapus senyum itu dari wajahnya. Dalam senyumannya kutemukan ketenangan, di wajahnya kutemukan kedamaian… Engkaulah hujan yg meneduhkan jiwa ini.

ku harap senyumnya masih selalu ada untukku. Maaf jikalau selama ini ku hanya terdiam. Dalam diam ku mencoba untuk tetap setia, dan teguh pada pendirianku. Ku harap dia merasakan apa yg sedang kurasakan sekarang. Ya Allah… sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ketenangan. Engkau lebih tau tentang apa yg hamba rasakan sekarang. Segalanya telah Engkau gariskan, hamba mencoba tuk ber-ikhtiar. Bimbinglah hambaMu ini, jadikan setiap proses yg hamba jalani sebagai bekal hamba menuju kedewasaan.

Dia adalah sosok yg tegar, aku salut pada pendirian dan keyakinannya. Aku kagum pada kesederhanaannya. Kuharap kita bisa bertemu kembali. Ya Allah… lindungi dan jagalah dia selalu dalam kasihMu, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi perlindungan…
Amiin…

Dalam diamku, kau selalu ada…
Bandung, 24 Oktober 2014