Sukses Dunia Bukan Ukuran Sukses Akhirat
Bismillahirahmanirahim
saudaraku,
tidak selamanya Sukses secara Duniawi bisa dijadikan untuk ukuran Sukses kita
kelak di Akhirat, tetapi seharusnya ketika kita telah sukses secara Duniawi
akan dapat dengan mudah menempuh jalan-jalan kesuksesan hidup kita kelak di
Akhirat, tapi ternyata tidak sedikit orang yang sukses Dunianya semakin
terpuruk kehidupan Akhiratnya, semoga kita bukan termasuk orang yang demikian.
Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka suah yatim piatu sejak remaja.Keduanya
bekerja pada sebuah pabrik kecap .
Mereka hidup
rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha mengamalkan ilmunya
dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.
Untuk datang ke
tempat pengajian, Mereka acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah
Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah peninggalan orangtua mereka.
Suatu ketika
sang kakak berdo’a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat
dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah
mengabulkannya, jabatannya naik dia menjadi kepercayaan sang direktur.Dan tak
lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki.Dia mendapatkan bonus karena omzet
perusahaannya naik.
Lalu sang kakak
berdo’a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama
kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik
akhlaknya.
Kemudian
berturut-turut sang Kakak berdo’a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang
nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih
ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua
do’anya itu.
Sementara itu,
sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di
rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya.
Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat
mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk
mengaji kerumah guru mereka.
Suatu saat sang
Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup
adiknya. Dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia
berdo’a, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo’a.
Lalu datanglah
ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo’a kepada Allah
dan berupaya untuk membersihkan hatinya, ” Dik, sesungguh ketidak mampuan kita
menghafal quran, hadits dan bacaan doa. bisa jadi karena hati kita kurang
bersih.. ”
Sang adik
Mengangguk, hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak
yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya
atas nasihat itu.
—-
Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai
meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa
yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan
do’anya tak pernah terkabul.
Sang kakak
kemudian membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah
adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar
kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi
tulisan do’a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do’a untuk guru mereka, do’a
selamat dan ada kalimah di akhir do’anya:
“Ya, Allah.
tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do’a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,
Bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku
didunia dan akhirat.,”
Sang Kakak
berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya.Dia telah salah menilai
adiknya. Tak dinyana ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdo’a untuk
memenuhi nafsu duniawinya.
Sahabat,
kesuksesan yang kita raih harus kita sadari bahwa itu bukan hanya hasil dari
jerih payah dan doa kta sendiri , bisa jadi faktor dari doa orang-orang
terdeketatat dengan kita yang kita sayangi dan kita cintai mereka adalah orang
tua kita, istri kita, anak2 kita, tetangga2 kita, karyawan2 kita dan juga
orang2 yang pernah kita tolong.
Kekayaan,
kemiskinan, kebaikan, keburukan dan setiap musibah yang menimpa manusia
merupakan ujian dari Allah swt. yang diberikan kepada hambanya. Itu bukan
ukuran kemuliaan atau kehinaan seseorang. Janganlah bangga karena kekayaan dan
jangalah putus asa karena kemiskinan..
Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu.
assalamu alaikum elin... aku faizal..
BalasHapustulisan - tulisan diblog kmu, aku sangat suka; sperti tentang sukses dunia dan akhirat. inspiratif, slalu mengingatkan bahwa kita hanya sementara di dunia.
wa'alaikumsalam...
BalasHapusiya apa kabar mas faizal...?
terima kasih udah suka dan sempet2 mampir di blog rlin..