Rabu, 02 Juli 2014

Suudzon (Prasangka Buruk) vs Khusnudzon (Prasangka Baik)




Hari ini, saya mendapat pelajaran yang penting, yaitu: untuk tidak suudzon kepada orang lain, dalam kondisi apapun.
hmmmm...berat ya...?


Begitu luas akibat (implikasi) buruk yang ditimbulkan oleh sikap suudzon atau buruk sangka ini.
Orang yang suka suudzon cenderung suka menilai orang lain dengan memperbesar kekurangannya.
Maka dicari-carilah kekurangannya.
Kelebihan yang tampak pada orang lain selalu ditutup-tutupi, atau kalaupun disebut maka hanya sedikit dengan maksud untuk menjatuhkan.

Apalagi kalau sampai suudzon kepada Allah SWT (nauzubillahi min zalik).
Artinya selalu berpransangka yang tidak baik kepada Allah.
Ini ditunjukkan dengan sikap pesimisme, menyerah pada nasib, suka mengeluh dan lain-lain.
Hampir tidak ada celah positif dalam hidupnya.
Ini menimbulkan persepsi diri yang selalu negatif; pesimis, suka mengeluh, suka nyacat, menilai jelek orang lain, suka mencari-cari kesalahan, gengsi dll.
Astaghfirullah hal adzim, jangan sampai kita jadi orang seperti itu.
hehehe, Insya Allah nggak kan? :)



So, bagaimana sikap yang seharusnya?
 
Allah menyebutkan bahwa sebagian dari prasangka adalah dosa.  Memang benar, kerana pada kenyataannya prasangka itu hampir selalu mengikuti keinginan hawa nafsu.  Ketika seseorang mendapatkan sesuatu berita negatif (yang belum pasti kebenarannya), maka dengan pantasnya syaitan duduk di sampingnya, menambahkan berita itu dengan beribu macam dugaan dan membisikannya ke dalam hati manusia. Hendaklah kita segera menepis segala pemikiran, dugaan, prasangka yang terlintas, agar kita tidak terjerumus ke dalam dosa dan segera beristighfar minta ampun kepada Allah.

Selanjutnya Allah pun melarang kita kaum muslimin mencari-cari kesalahan orang lain (apalagi saudara sendiri) dan mengaibkan mereka, hingga Allah memisalkan perbuatan tersebut seperti memakan daging saudara sendiri.
Siapakah yang sudi memakan daging seperti itu ?

Jika kita kebetulan mendengar sesuatu hal tentang saudara kita, yang belum teruji kebenarannya, maka wajiblah bagi kita untuk mendahulukan prasangka baik (husnudzon) sebelum prasangka buruk (su’udzon).
Prasangka baik inilah yang Insya Allah akan menjadikan hubungan persaudaraan (ukhuwah) semakin erat dan melindungi kita dari penyakit hati iri dan dengki terhadap saudara seiman.
Ikatan persaudaraan yang dilandasi oleh iman, yang terlindung dari prasangka buruk dan kedengkian inilah yang akan mampu membangunkan Islam yang tahan menghadapi serangan panas, hujan dan badai.

Amin.
Semoga bermanfaat. (semoga saya gak ada salah pengejaan ya)

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
C U in the next topic :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar