Beberapa hari ini
hatiku gundah memikirkan apa yg sebenarnya terjadi. Rasa bimbang dan gelisah
menyelimutiku. Kontak antara aku dan diriku selalu saja hadir dalam setiap
keadaan. Dua hari semenjak kejadian yg tak sengaja ku alami itu terjadi. Setiap
kali kerja dan saat ku dirumah, rasa itu terus saja datang. Pola tidurku pun
sekarang berubah, setiap kali sampai di rumah sepulang dari kerja, aku ingin
segera merebahkan badan ini. Aku ingin bayangan-bayangan itu segera hilang
dalam pikiranku dan semoga ini kan segera berakhir. Dalam dini hari, aku pun
terbangun, kemudian terbayang kembali. Akhirnya kuputuskan untuk menenangkan
diri ini dengan mengambil air wudlu, kemudian melakukan Qiyaumul lail.
Masih
terbayang sosok wajah itu, masih terlintas sosok senyum itu. Ku rindukan
kembali tegur sapa saat di gang kecil itu, ku rindukan kembali hangatnya
pertemuan singkat di kota ini. Ya Allah… jangan pernah hapus senyum
itu dari wajahnya. Dalam senyumannya kutemukan ketenangan, di wajahnya
kutemukan kedamaian… Engkaulah hujan yg meneduhkan jiwa ini.
ku harap senyumnya masih selalu ada untukku.
Maaf jikalau selama ini ku hanya terdiam. Dalam diam ku mencoba untuk tetap
setia, dan teguh pada pendirianku. Ku harap dia merasakan apa yg sedang
kurasakan sekarang. Ya Allah… sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi ketenangan. Engkau lebih tau tentang apa yg hamba rasakan
sekarang. Segalanya telah Engkau gariskan, hamba mencoba tuk ber-ikhtiar.
Bimbinglah hambaMu ini, jadikan setiap proses yg hamba jalani sebagai bekal
hamba menuju kedewasaan.
Dia adalah
sosok yg tegar, aku salut pada pendirian dan keyakinannya. Aku kagum pada
kesederhanaannya. Kuharap kita bisa bertemu kembali. Ya Allah…
lindungi dan jagalah dia selalu dalam kasihMu, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baiknya pemberi perlindungan…
Amiin…
Dalam
diamku, kau selalu ada…
Bandung, 24 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar